Menag Terima Gelar Doktor Kehormatan UIN Maliki
Operation Senin, 25 Februari 2013 . in Berita . 872 views
131_gelar-doktor-kehormatan-kemenag.jpg

GEMA-UIN Maliki Malang kembali menganugerahan gelar doktor kehormatan (doktor honoris causa), Sabtu (23/2). Kali ini, Menteri Agama Drs. H. Suryadharma Ali, M. Si., berkesempatan menjadi promovendus (penerima gelar) tersebut. SDA (sapaan Suryadharma, Red) menerima gelar doktor kehormatan di bidang Epistemologi Kajian Islam.

Acara yang digelar di Gedung Ir. Soekarno lt. 5 tersebut dipromotori oleh Prof. Dr. H. Amin Abdullah, Prof. Dr. Azhar Arsyad, dan Prof. Dr. Muhaimin. Dalam sambutan sebagai wakil promotor, Amin Abdullah mengungkapkan, penganugerahan gelar doktor kehormatan merupakan kegiatan akademik khas, yang hanya bisa dilakukan oleh perguruan tinggi dan serta didasarkan pada alasan akademis yang mendasar. “Promovendus dinilai oleh senat UIN Maliki Malang, patut menerima gelar doktor kehormatan ini atas dasar pandangan-pandangan beliau yang menekankan pentingnya rekonstruksi dan reformulasi dalam pengembangan pendidikan Islam sekarang dan di masa depan,” ungkap rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta tersebut.

Sementara itu, dalam orasi ilmiahnya, promovendus SDA mengangkat judul Epistemologi Kajian Islam Indonesia: Memperluas Horizon Kajian Islam, Menjawab Tantangan Perubahan. Dalam orasi tersebut, SDA memberikan beberapa pemahaman yang perlu digarisbawahi terkait kajian Islam. “Kajian Islam keIndonesiaan menjadi sangat mendesak untuk dilakukan secara serius sebagai sebuah harapan untuk menjawab persoalan-persoalan bangsa dan kemanusiaan di masa depan, perlu penataan kembali tentang format pendidikan Islam, dan harus ada keberanian dan keterbukaan bagi semua pihak untuk mencari alternatif terkait dengan konsep, paradigma, dan cara pandang baru secara terus-menerus sejalan dengan tantangan zaman yang selalu berubah,” terangnya.

Tak hanya itu, orang nomor satu di Kementerian Agama yang juga Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) tersebut, juga menyinggung seputar pemahaman Islam. Menurutnya, Islam harus dipahami dalam konteks kehidupan yang luas dan tidak terbatas hanya menyangkut persoalan ritual dan spiritual. “Islam adalah ajaran universal. Pandangan yang menyatakan bahwa ber-tafaqquh fi al-din hanya dimaknai sebatas kajian terkait dengan ilmu ushuluddin, syari’ah, tarbiyah, dakwah, dan adab, harus diubah karena yang demikian yang menjadikan peradaban Islam sulit berkembang dan maju,” ungkapnya.

Sebagai penutup acara yang juga dihadiri Wakil Menteri Agama Prof. Nasaruddin Umar, Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf, Gubernur Sulawesi Utara Dr. SH. Sarundajang, dan beberapa tokoh lintas agama tersebut, rektor  UIN Maliki Prof. Dr. Imam Suprayogo  berkesempatan memberikan sambutan penutup. Dalam sambutannya, Imam menjelaskan latar belakang diberikannya gelar kehormatan tersebut. Menurutnya, penganugerahan ini dilaksanakan karena peran SDA selama ini yang dinilai luar biasa. SDA dinilai berperan penting dalam upaya pengintegrasian ilmu agama dan ilmu umum. “Ungkapan-ungkapan Bapak Suryadharma Ali tentang ulul albab, tidak adanya dikotomi antara ilmu umum dan ilmu agama, tidak boleh anak pesantren hanya belajar ilmu fikih, tarikh, dan akhlak, tetapi juga harus belajar psikologi, fisika, kimia, bahkan juga nuklir, dan seterusnya, saya menyimpulkan bahwa apa yang disampaikan beliau sebenarnya adalah jawaban konkret dari apa yang sedang dicari oleh para pemikir Islam di berbagai negara Islam,” jelas Imam. (hm/nyy)

(Operator)


Berita Terkait


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
Jalan Gajayana No. 50 Malang 65144
Telp: +62-341 551-354 | Email : info@uin-malang.ac.id

facebook twitter instagram youtube
keyboard_arrow_up