GEMA-Semenjak diadakannya MOU UIN Maliki dengan Kampus Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, gaung kerjasamanya semakin erat. Pada kesempatan kali ini, UIN Maliki dan Fakultas Kedokteran (FK) UNS mengadakan pelatihan dasar-dasar problem based learning yang bertempat di Auditorium FK UNS pada tanggal 10 -11 April 2013.
Pelatihan yang berlangsung selama 2 hari itu, tak lain merupakan bentuk keseriusan kampus mendirikan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK ) dan rencananya akan berlangsung sebanyak 10 kali dalam rentang waktu selama 2 tahun.
Hadir pula pimpinan universitas pada acara pembukaan dan pada penyampaian materi tentang “Kebijakan dalam Inovasi Pendidikan Kedokteran” yaitu Dr. Saifullah, SH., M.Hum, Dr. H. Agus Maimun M.Pd., Dra. Cholidah, Ridwan, M.PdI, Endah Kurniawati P, M.Psi.
Tim peserta pelatihan yang berjumlah 16 orang tersebut mengikuti dengan seksama Pelatihan Dasar Kurikulum Problem Based Learning (PBL) yang terdiri dari beberapa materi yaitu konsep dan kebijakan dalam inovasi pendidikan kedokteran, teori Problem Based Learning, implementasi kurikulum PBL, seven jump dan manajemen small group discussion, evaluasi pembelajaran PBL dan evaluasi proses kegiatan PBL serta diakhiri dengan melihat sarana prasarana pendidikan kurikulum PBL termasuk melihat kegiatan tutorial mahasiswa.
Pendidikan dokter menggunakan kurikulum berbasis kompetensi dengan pendekatan SPICES (Student centred, Problem based, Integrated, Community based, Elective/Early clinical exposure, Systematic) dan metode pembelajaran Problem Based Learning. Konsep PBL memiliki keunggulan dalam upaya meningkatkan motivasi dan keingintahuan mahasiswa, kemandirian dalam belajar, retensi materi pembelajaran, dan memacu perilaku pembelajaran sepanjang hayat (life long learning).
“Pelatihan ini sangat bermanfaat, membuka pemahaman yang lebih mendalam tentang metode pembelajaran Problem Based Learning pada pendidikan dokter. Saat ini terdapat perubahan sistem pembelajaran pendidikan dokter yaitu dari sistem pembelajaran konvensional/klasikal menjadi sistem pembelajaran dengan metode problem based learning dalam rangka untuk mencapai kompetensi lulusan agar sesuai dengan Standar Kompetensi Dokter yang telah ditetapkan oleh Konsil Kedokteran Indonesia. Pelaksanaan sistem pembelajaran dengan metode Problem Based Learning membutuhkan persiapan yang lebih besar terkait pendanaan, sumberdaya manusia, kurikulum maupun sarana prasarana. ” ungkap dr. Ana Rahmawati, selaku ketua tim. (Naf)
