Gema-Sudah menjadi konsumsi publik sehari-hari, bahwa berbagai macam perubahan yang terjadi di Indonesia dipastikan menuai pro dan kontra, termasuk Isu Kurikulum PAI SD 2013. Diperlukan berbagai upaya untuk menghadapinya, seperti yang dilakukan oleh Fakultas Tarbiyah UIN Maliki Malang, hari ini hingga esok (1-2/6) fakultas yang baru saja usai memilih dekan baru tersebut menfasilitasi Kelompok Kerja Guru (KKG) dari 13 kecamatan di Lingkungan Kementrian Agama (Kemenag) Kabupaten Malang untuk melaksanakan Pelatihan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) Tematik Integratif.
Mau tidak mau perubahan harus terus menerus dilakukan untuk menuju ke arah yang lebih baik, termasuk kurikulum pendidikan yang ada di Indonesia. “Bukan berarti kurikulum pendidikan di Indonesia tidak stabil mbak, akan tetapi peninjauan terhadap kurikulum itu harus terus diupgrade, terus dikembangkan demi kemajuan pendidikan kita,” jelas Umi Julaihah, ketua panitia pelaksana pelatihan.
Beberapa alasan menjadi dasar perubahan dan pengembangan kurikulum tersebut, di antaranya adanya tantangan masa depan, kompetensi masa depan, fenomena negatif yang terjadi di lingkungan pendidikan, serta adanya berbagai macam persepsi orang tua terhadap sekolah sebagai tempat mendidik anak-anak mereka.
Perubahan-perubahan yang dimaksudkan tersebut mencakup beberapa elemen, di antaranya kompetensi lulusan, kedudukan mata pelajaran, proses pembelajaran, serta pendekatan untuk meningkatkan kompetensi.
Guru sebagai fasilitator pendidikan memegang peranan penting untuk meningkatkan kompetensi, berbagai upaya harus dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan demi keberhasilannya. Salah satunya adalah mengembangkan semua mata pelajaran secara tematik integratif.
Mata pelajaran PAI dipilih dalam pembahasan pelatihan yang diadakan di Lt.5 Rektorat UIN Maliki Malang. Beberapa daftar kegiatan bagi pelatihan guru PAI SD/MI telah disiapkan, dari teori hingga praktik serta proses pengembangannya. Salah satunya materi tentang Orientasi dan Implikasi Kurikulum PAI SD 2013 yang dibawakan oleh Marno.
Lebih kurang 380 guru PAI SD/MI hadir sebagai peserta dalam kegiatan tersebut. “InsyaAllah kegiatan seperti ini kami adakan secara continue,” ujar ibu dua anak tersebut.
Menyoal perubahan kurikulum yang sempat dinilai memaksa oleh sebagian masyarakat, dosen berparas cantik tersebut berkomentar bahwa berubah untuk sesuatu yang baik belum tentu dapat diterima dengan baik oleh orang lain, akan tetapi terus menjadi semakin lebih baik itu sangatlah penting. (ic)
