Gema-Senat UIN Maliki Malang kembali menggelar rapat terbuka. Rapat yang berlangsung di Aula Rektorat Lt.5 itu dalam rangka mengukuhan gelar guru besar kepada mantan Dekan Fakultas Psikologi UIN Maliki Prof. Dr. H. Mulyadi, M. PdI. Gelar guru besar yang disandang Prof. Mulyadi kali ini di bidang Ilmu Manajemen Pendidikan Islam (15/6).
Prof. Mulyadi merupakan guru besar yang ke 13 di UIN Maliki. Hasil penelitian Peran Kepemimpinan dalam Mengembangkan Budaya Mutu Madrasah menjadikan Bapak empat anak itu mendapatkan penganugerahan guru besar bidang ilmu manajemen pendidikan Islam. Dalam acara tersebut, beliau menyampaikan bahwa kepala madrasah mempunyai peran penting dalam keberhasilan membangun budaya mutu madrasah yang kuat.
Prof. Mulyadi berencana akan mengembangkan teori-teori mengenai keilmuan manajemen pendidikan Islam. “Rencana konkretnya, saya akan mengembangkan teori-teori mengenai ilmu manajemen pendidikan Islam, sehingga dapat meningkatkan kualitas guru, anak didik dan lulusannya,” ujarnya.
Bapak yang telah menyelesaikan studi S3-nya di IAIN Sunan Ampel Surabaya ini menegaskan bahwa gelar ini merupakan sebuah tantangan, karena dengan gelar guru besar ini seorang guru besar selalu dituntut untuk mampu mengkaji lebih dalam guna mengembangkan keilmuan dibidangnya. “Menjadi guru besar setidaknya harus bisa menerapkan keilmuannya kepada masyarakat,” tutur bapak empat anak yang telah resmi menjadi guru besar UIN Maliki Malang.
Sementara itu, di ujung orasi ilmiahnya, Prof. Mulyadi menangis terharu, tetesan air mata mengalir tak terasa saat dia mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah berjasa dalam hidupnya. “Saya sangat bersyukur dan berterimakasih kepada guru-guru saya, keluarga saya, dan semua yang tidak dapat saya sebutkan satu-persatu,” ungkapnya.
Rektor UIN Maliki Prof. Dr. Mujia Rahardjo, M.Si selaku ketua senat tak henti-hentinya menebarkan rasa bangga. Hal itu disebabkan bertambahnya jumlah guru besar UIN Maliki. Dirinya mengakui bahwa jumlah guru besar UIN Maliki belum banyak. Tapi jumlah dosen yang berkualifikasi doktor sudah sangat banyak. Dari 330 dosen tetap jumlah doktornya sudah mencapai 99 orang. “Angka itu masih belum ditambah dosen yang masih menempuh Program Doktor,” ungkapnya bangga.
Menurut Guru Besar Bidang Sosiolinguistik itu, sudah menjadi keharusan bagi seorang guru besar untuk terus meng update keilmuan dibidang kepakarannya masing-masing. dalam filsafat ilmu hal ini disebut sebagai state of the arts. “Memberi keteladanan bagi seorang guru besar hukumnya wajib,” pungkasnya. (qin)