Gema-Dalam rangka memeriahkan bulan suci Ramadhan, mahasiswa UIN Maliki melalui program Kuliah Kerja Mahasiswa bertajuk Posdaya Berbasis Masjid melakukan berbagai aktivitas yang mendukung potensi masyarakat. Salah satunya yang dilakukan oleh kelompok 65 di Dusun Aran-Aran, Desa Sumberejo, Kecamatan Poncokusumo Malang (19/7).
Salah satu kelompok yang berpusat di Masjid Darul Muttaqin di Dusun Aran-Aran fokus kepada dunia pendidikan. Mereka melakukan diskusi bersama warga terkait permasalahan yang dihadapi oleh anak-anak. Diskusi yang dipandu oleh Fathul Lubabin Nuqul, M.Si selaku dosen Fakultas Psikologi UIN Maliki.
Dalam penjelasannya Lubab panggilan akrab beliau menjelaskan bahwa anak merupakan investasi masa depan sehingga butuh perhatian khusus terhadap mereka. “Anak, akan menjadi tolak ukur keberhasilan orang tua, sehingga hal yang paling penting diwariskan adalah pendidikan,” Ujar Wakil Dekan I Fakultas Psikologi itu.
Acara yang dimulai setelah Tarawih itu diawali oleh pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh salah satu anggota kelompok 65 yang beranggotakan Aris, Wicak, Risqan, Nanda, Bari, Umay, Nafis, Afifa, Anggi, Asas, Zawil, dan Yuni itu berlangsung selama kurang lebih 2 jam. “kami disini fokus dalam dunia pendidikan, karena setelah di analisa anak-anak di daerah masih butuh bimbingan yang lebih guna pemahaman dalam berbagai ilmu pengetahuan,” Ujar Aris Selaku ketua kelompok.
Masyarakat terlihat sangat antusias dengan diskusi ini. Lebih dari 50 masyarakat desa Sumberejo memenuhi Masjid. Salah satu pertanyaan yang muncul dari Pak Munir selaku perwakilan masyarakat menanyakan tentang bagaimana mengatasi anak yang ribut ketika waktu Shalat. “apa yang harus dilakukan ketika Shalat berjamaah, banyak dari anak-anak yang ribut,” Ujar bapak yang juga Kepala salah satu MTs di Sumberejo tersebut.
Di akhir pembicaraan Lubab kembali menegaskan akan pentingnya mendidik anak untuk masa depan. “Mari kita tuntun anak agar memiliki rasa cinta terhadap masjid, ketika ada beberapa permasalahan maka selalu ingatkan anak dengan cara yang baik, sehingga secara tidak langsung otak anak merekam apa yang orang tua katakan dan meniru apa yang dilakukan orang tua.” Ujar bapak yang merupakan Kandidat Doktor Psikologi Universitas Gadjah Mada tersebut. (dcp)
