GEMA-Dibuka dengan pembacaan shalawat dan alunan musik rebana, khotmil Quran perdana yang diselenggarakan di gedung Sport Center (SC) dihadiri oleh Wakil Rektor I Dr. Zainuddin, M.A dan seluruh pengasuh Ponpes Ma’had Al Jami’ah. Kegiatan yang telah menjadi tradisi serta ciri khas UIN Maliki Malang ini merupakan wujud pengamalan dari empat pilar UIN Maliki, yaitu kedalaman spiritual, keagungan akhlak, keluasan ilmu dan kematangan profesional (26/9).
Dalam sambutannya, Dr. Zaenuddin menegaskan bahwa UIN Maliki merupakan satu-satunya Perguruan Tinggi yang selalu melestarikan budaya khotmil Quran dan hal ini tidak ditemukan di Perguruan Tinggi manapun. Mahasantri harus berbangga bisa belajar di Perguruan Tinggi yang dijadikan percontohan oleh seluruh Perguruan Tinggi di seluruh Indonesia dan telah di sorot oleh berbagai Perguruan Tinggi Internasional. “Dengan khotmil Quran mahasantri diajarkan agar selalu tertanam rasa cinta dan keinginan yang kuat untuk mempelajari dan memahami al Quran,” harapnya.
Pengasuh Ma’had Al Jami’ah Dr. KH Ahmad Muzacki, M.A. menegaskan, agar mahasantri saling mengasihi satu sama lain dan bisa menjadi seorang pelajar yang tafaqquh fiddiin (paham akan seluk beluk ilmu agama). Ia menuqil sebuah kisah sahabat Umar bin Khotthob ketika ia pergi ke Madinah, ketika itu sahabat Umar mendapati seorang bocah laki-laki menangkap seekor burung kemudian dikurung tanpa diberi makanan sedikitpun. Muncullah rasa iba sahabat Umar, iapun membeli burung tersebut kemudian dilepaskan. Ketika sahabat Umar wafat, para ulama di Madinah dimimpikan melihat sahabat Umar dalam kubur mendapat nikmat yang berlimpah. Sahabat Umar ditanya, “Apa yang menyebabkan kamu mendapat nikmat yang tiada tara seperti ini?,” Sahabat Umar pun menjawab. “Ini dikarenakan ketika waktu hidup saya membeli seekor burung dari seorang bocah laki-laki kemudian saya melepaskan burung tersebut,” ungkapnya.
Kalau mengambil hikmah cerita Umar tersebut, setidaknya ada dua pesan mulia yautu menanamkan rasa kebersamaan dan kepedulian. “Mahasantri harus menanamkan rasa kebersamaan dan rasa kepedulian satu sama lain,” pungkas Muzacki. (sy/aj)
