Belajar Bersama Redaktur Jawa Pos
Operation Senin, 9 Desember 2013 . in Berita . 1333 views
114_belajar-bersama-redaktur-jawa-pos.jpg
Eksklusif: Kholid Amrullah, Redaktur Jawa Pos saat ditemui Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Dr. Moh. Mahpur, M.Si.

GEMA-Kegiatan pembekalan peserta magang Fakultas Psikologi baru saja dimulai (28/11). Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, kali ini untuk mengkader penulis dan jurnalis muda, Fakultas Psikologi memberi kesempatan magang bagi para mahasiswa yang berminat untuk mengembangkan kemampuannya dalam bidang tulis-menulis terutama sebagai jurnalis dan peneliti.

Para peserta yang seluruhnya terdiri dari mahasiswa Fakultas Psikologi semester 1-7 tersebut diberi pengarahan oleh Dekan Fakultas, Dr. Lutfi Mustofa dan Wakil Dekan bidang kemahasiswaan, Dr. Mohammad Mahpur. Selain itu, mereka dibimbing oleh seorang jurnalis harian ternama, Kholid Amrullah yang juga redaktur Radar Malang Jawa Pos (29/11). Tak ayal, tak satu pun peserta beranjak meninggalkan ruang sidang fakultas karena fokus terhadap materi yang disampaikan mengenai jurnalistik.

Dalam penjelasannya, pria yang akrab disapa Kholid itu menerangkan bahwa untuk membuat sebuah karya tulis, penulis harus menyadari apa yang ingin ditulisnya. “Penulis harus tahu apakah dia ingin menulis cerpen, puisi, yang berbau sastra, atau yang ilmiah, atau berita. Artinya, penulis sudah memiliki ide dalam pikirannya, ini bisa dilihat dari kalimat pertama yang dia tuliskan,” jelas Kholid sambil memberikan contoh.

“Dalam menulis berita, informasi terpenting harus didahulukan. Hal ini dalam jurnalistik diistilahkan sebagai piramida terbalik,” ungkapnya. Maksudnya, bentuk piramida terbalik memberi makna bahwa suatu hal yang terberat terletak di atas atau di awal paragraf. Ini menunjukkan kalimat terpenting yang akan ditunjukkan, sedangkan kalimat yang kurang dinilai penting berada di bawahnya, mengikuti kalimat pertama.

Pria yang juga alumni Pendidikan Bahasa Arab UIN Maliki ini menambahkan bahwa memang cukup sulit untuk memulai membuat karya. Masih banyak mindset penulis pemula yang ragu-ragu dan kurang percaya diri dengan tulisannya. “Artinya, kita belum siap menerima kritik dari orang lain. Padahal kritik itulah salah satu jalan kita untuk menjadi baik. PD saja, tanamkan bahwa tulisan kita adalah tulisan yang baik,” imbuhnya. Benar saja, karena bagaimanapun, menulis itu bisa tanpa teori namun tidak bisa tanpa praktek. Selain itu, menulis juga butuh keberanian untuk membiasakan diri sehingga tulisan itu menjadi mengalir dan mudah dipahami pembaca.

Kholid berharap lulusan UIN Maliki banyak yang menjadi seorang penulis. “Saya harap banyak lulusan UIN yang menjadi penulis, tidak harus terjun di media, tapi menjadi penulis dalam bidang apapun,” pungkasnya. (qin)

(Operator)


Berita Terkait


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
Jalan Gajayana No. 50 Malang 65144
Telp: +62-341 551-354 | Email : info@uin-malang.ac.id

facebook twitter instagram youtube
keyboard_arrow_up