THEORITICAL MAPPING “Studi Agama di Indonesia: Perspektif Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama”
Dr. HM. Zainuddin, MA Jumat, 8 November 2013 . in Wakil Rektor I . 1217 views

 

No.

Author/Thn./Title/Teks/ Artikel

Ruang Lingkup Masalah/ Tujuan

Konsep, Teori/ Hipotesis

Nilai Ilmiah/Desain/Sampel dan Uji Statistik

Hasil Penelitian

Keterangan

1.

Mujamil Qomar (2002), Dinamika Pemikiran Islam Nahdlatul Ulama: Menelusuri Gagasan-gagasan Sosial Ke-agamaan, Bandung: Mizan. Penelitian ini ingin menjawab beberapa pertanyaan berikut ini:
  1. Bgmn Jenis-jenis pemikiran yang dilontarkan cendekiawan NU dalam lingkup sosial ke-agamaan?
  2. Bgmn liberalisasi pemikiran cendekiawan NU ditinjau dari perspektif  tradisi pemikiran NU yang diukur dari tradisi pemikiran pesantren (ulama NU)?
  3. Bgmn tipologi pemikiran cendekiawan NU?
  4. Bgmn implikasi pemikiran cendekiawan NU terhadap perubahan wawasan warga-nya?
Bila Muhammadiyah di-kategorikan modernis, itu sebenarnya dilihat dari aspek sosial pendidikan, namun dilihat dari per-kembangan peta pemikiran keagamaan akhir-akhir ini, agaknya citra modernis itu lebih memihak pada NU. Kualitatif – Etnografis dg. mengambil informan secara purposive sampling. Mereka yang diteliti adalah cende-kiawan NU yang memiliki kriteria: aktivis NU untuk mempertegas ke-NU-annya, memiliki pemikiran yang cenderung liberal diukur dari tradisi pemikiran NU, memiliki karya ilmiah dlm bentuk buku, memiliki ke-cenderungan melontarkan pemikiran-pemikiran dalam bidang sosial keagamaan, dan pemikiran mereka di-lontarkan dalam rentang waktu antara paska khittah (1985) hingga 1999.
  1. Pemikiran Islam yang dilontar-kan cendekiawan NU meliputi banyak hal dan berpotensi me-nimbulkan pandangan kontro-versial, baik menyangkut bidang akidah, fiqh maupun tasawuf. Adapun pemikiran sosial ke-agamaan lainnya meliputi pemaham-an agama secara komprehensif, menghidupkan kembali pemikiran Islam, pengembangan dinamika keilmuan, penyempurnaan orientasi keilmuan, peningkatan kemampu-an ulama, pemikiran transformatif, injeksi metodologis, ma’had ‘ali, penambahan porsi kajian ilmu penalaran di pesantren, pemaham-an kitab kuning secara konteks-tual, keadilan sosial, egalitarian-isme, penanganan masalah kemis-kinan, martabat wanita, hak-hak reproduksi perempuan, pluralisme, pribumisasi Islam, manajemen dakwah, pujian terhadap komunis-me dan ukhuwah.
  2. Di antara pemikiran-pemikiran itu, banyak gagasan yang telah jauh keluar dari batas-batas tradisi pemikiran NU, baik di-ukur dari tradisi pemikiran pesantren (ulama NU), kitab-kitab standar yang menjadi referensi ulama NU, Keputusan Muasyawarah Alim Ulama NU, Keputusan Konferensi Besar Pengurus Besar Syuriah NU, dan hasil mukatamar. Oleh karena itu, pemikiran para cendekiawan NU tersebut sesungguhnya sangat dinamis dan modern, sehingga mereka divonis dan diadili para kiai konservatif. Hanya, kadar liberalisasi pemikiran cendekia-wan tersebut tidak sama.
  3. Dari gagasan-gagasan tersebut diperoleh lima macam tipologi pemikir, yaitu antisipatif, eklektik, divergen, integralistik dan res-ponsif.
  4. Tanpa mengingkari pengaruh faktor ekstrenal, seperti proses pembangunan pada masa Orde Baru, pembaruan pemikiran para cendekiawan NU tersebut telah memiliki implikasi dalam me-ningkatkan wawasan warganya. .
Disertasi                                                                                                                      

           

(Author)


Berita Terkait


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
Jalan Gajayana No. 50 Malang 65144
Telp: +62-341 551-354 | Email : info@uin-malang.ac.id

facebook twitter instagram youtube
keyboard_arrow_up