TOKSIN STRES MERUSAK TUMBUH KEMBANG ANAK
Iffatunnida Jumat, 24 Juli 2020 . in Berita . 577 views
2861_zizi.jpg

GEMA-Menjadi salah satu narasumber dalam webinar yang dihelat Pusat Studi Gender dan Anak UIN Malang, Fauziah Fauzan El Muhammady, M.Si., Pengasuh Perguruan Diniyyah Puteri, Padang Panjang mengungkapkan bahwa anak di usia dini pun bisa mengalami stres layaknya orang dewasa, Kamis (23/7). Bedanya, jika orang dewasa masih bisa berpikir untuk mencari solusi dari stres yang diderita, anak kecil justru sebaliknya. Alhasil, proses tumbuh kembang anak menjadi tidak normal.
Zizi, sapaan akrabnya, mengenalkan istilah toksin stres yang berarti derita mental yang bersifat merusak. Menurut penelitian yang ia baca, toksin stres dialami sebagian besar anak. Mereka banyak yang menjadi korban perundungan (bullying) di sekolah. Bukan siksaan dalam bentuk fisik yang sering terjadi, namun siksaan verbal. Kata dan kalimat tidak pantas sering dilontarkan anak-anak usia sekolah dimana pun.
Ditambah lagi, masih kata Zizi, ketika di rumah mereka juga mengalami kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). “Dan ini dilakukan oleh para orang tua yang seharusnya menjadi sumber kasih sayang,” imbuhnya. KDRT yang mereka dapatkan bermacam-macam. Persentase terbanyak masih dalam bentuk verbal. “Seperti hinaan, cacian, dan makian,” jelasnya. Tak hanya itu, ada juga yang sudah memasuki wilayah kekerasan fisik seperti pukulan dan menjewer telinga.
Jika terjadi secara berulang-ulang dan dalam kurun waktu yang cukup lama, bisa dipastikan, di usia mudanya, anak tidak tumbuh dengan semestinya. Banyak yang akhirnya menjadi pendiam dan bermental pesimis. “Penelitian juga menunjukkan bahwa akibat dari bullying yang berulang ini merubah struktur otak,” tambahnya. Akibatnya, koneksi saraf dalam tubuh anak tidak berkembang. (nd)

(INFOPUB)


Berita Terkait


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
Jalan Gajayana No. 50 Malang 65144
Telp: +62-341 551-354 | Email : info@uin-malang.ac.id

facebook twitter instagram youtube
keyboard_arrow_up