PROF. MUHTADI: BEKERJA KERAS SEKALIGUS HALAL
Iffatunnida Rabu, 12 Agustus 2020 . in Berita . 517 views
2897_p2.jpg

GEMA-Mengkaji ilmu umum dan dikaitkan dengan nilai beragama menjadi pusat keilmuan di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Maka tak heran, saat hari pengukuhannya sebagai Guru Besar Bidang Ekonomi Syariah, Prof. Dr. A. Muhtadi Ridwan, M.Ag. menyampaikan hasil riset integratif. Dalam orasi ilmiahnya, ia memaparkan perilaku beragama dalam relevansinya dengan ketahanan ekonomi nasional di Indonesia, Rabu (12/8).
Prof. Muhatdi menyatakan keharusan bekerja kerasa sudah diajarkan kepada umat Islam. Bekerja keras tidak semata untuk menumpuk materi melainkan juga untuk memastikan perekonomian tetap berjalan di suatu wilayah. “Banyak ayat dalam al Quran juga hadis Nabi Muhammad yang memerintahkan muslim untuk tidak memupuk rasa malas,” tutur Bapak kelahiran Desa Glagah, Kabupaten Lamongan itu.
Sejalan dengan perintah bekerja keras, jika dipahami lebih lanjut, maka muslim juga harus memastikan bahwa yang dilakukan bernilai halal. “Artinya, jenis pekerjaan yang kita pilih juga proses untuk mencapai hasil yang diinginkan sejalan dengan ajaran agama,” paparnya. Dengan memastikan kehalalan dalam bekerja, maka muslim bisa menciptakan sistem perekonomian masyarakat yang kokoh.
Dalam orasi ilmiahnya pula, Prof. Muhtadi juga berpesan agar umat manusia, khususnya muslim menyeimbangkan ibadah serta muamalah. Ia menyayangkan sebagian orang yang hanya memandang agama hanya sebagai aktivitas sakral, seperti ibadah sholat. “Padahal nilai agama itu bisa kontekstual untuk menciptakan norma sosial di masyarakat,” ujar peraih gelar Doktor di IAIN Sunan Ampel Surabaya tersebut.
Dengan begitu, lanjut Bapak kelahiran 1955 ini, ada tiga proses penyerapan nilai agama yang setidaknya harus dipraktikkan manusia. Pertama ialah al-'ilmu. Di sini lebih memusatkan pada proses penambahan pengetahuan agama. Kedua ialah al-fahmu, yakni proses memperdalam pemahaman ajaran-ajaran agama yang telah dipelajari. Yang terakhir ialah proses al-'amal, sebuah tahapan mempraktikkan ilmu yang telah dipahami dengan sebenarnya. “Jika kita masih menemukan orang beragama yang berperilaku menyimpang, berarti ada yang salah di antara proses itu. Entah itu proses belajarnya atau proses pemahamannya,” jelasnya. (nd)

(INFOPUB)


Berita Terkait


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
Jalan Gajayana No. 50 Malang 65144
Telp: +62-341 551-354 | Email : info@uin-malang.ac.id

facebook twitter instagram youtube
keyboard_arrow_up