HUMAS UIN MALANG - Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Ditjen Pendidikan Islam menggelar program Kemandirian Pesantren dengan kerjasama 12 PTKIN di seluruh Indonesia, yaitu UIN Malang, UIN Aceh, UIN Padang, UIN Jambi, UIN Mataram, UIN Riau, UIN Yogyakarta, UIN Jakarta, UIN Banten, UIN Banjarmasin, UIN Bandung, dan juga UIN Surabaya.
Program beasiswa ini menjadi langkah penting dalam memperkuat kemampuan Bahasa Arab, Bahasa Inggris, riset, moderasi beragama, dan wawasan kebangsaan bagi peserta. Senin, 19 Februari 2024.
Acara pembukaan program beasiswa non-gelar ini dihadiri oleh perwakilan santri dari pondok pesantren di seluruh Indonesia yang telah terdaftar. Wakil Rektor Bidang Akademik UIN Malang, Prof. Dr. Hj. Umi Sumbulah, menyampaikan bahwa program ini menargetkan peningkatan mutu SDM dengan melibatkan 28 peserta dari dua kategori, yakni Bahasa Arab dan Bahasa Inggris.
"Total peserta yang akan mengikuti program beasiswa di PTP UIN Malang berjumlah 28 orang," ungkap Prof. Umi.
Durasi program ini dibagi menjadi dua, yakni Program 3 bulan yang berlangsung mulai tanggal 19 Februari hingga 18 Mei 2024, dan Program 6 bulan yang dimulai dari tanggal 19 Februari hingga 16 Agustus 2024. Peserta berasal dari berbagai pondok pesantren di seluruh Indonesia.
Menjawab pertanyaan tentang target kegiatan, Prof. Umi menjelaskan bahwa setidaknya peserta akan mendapatkan sertifikasi kemampuan Bahasa Arab dan Inggris, yang dibuktikan melalui sertifikat TOAFL atau TOEFL (ITP)/IELTS. "Dengan begitu, peserta bisa memiliki kemampuan Bahasa yang terstandarisasi melalui lembaga ahli Bahasa," tambahnya.
Program Kemandirian Pesantren ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi peserta dalam meningkatkan kemampuan berbahasa dan pengetahuan kebangsaan, sehingga mendorong pembangunan pesantren yang lebih mandiri dan berdaya saing.