GEMA-Hadrah, cabang lomba seni yang hanya dihelat sehari dalam Pekan Ilmiah Olahraga Seni dan Riset (PIONIR) ke-9 ini sudah mengumumkan para pemenangnya di sore hari, Kamis (18/7). Lomba ini diikuti 15 perwakilan dari seluruh PTKIN di Indonesia. Lomba tersebut diadakan di depan Mabna Al Ghazali UIN Malang kampus satu. Ahmad Faruq, Penanggung Jawab Hadrah, menyatakan pihaknya memberi kebebasan pada peserta untuk berkreasi. Dengan ini, panitia berharap kreativitas peserta semakin beragam. “Kami harap di tahun mendatang, peserta lomba ini semakin banyak,” tuturnya.
Kontingen UIN Syarif Hidayatullah dinyatakan oleh juri sebagai peraih medali emas pada PIONIR tahun ini. Berikut daftar lengkap pemenang Lomba Hadrah PIONIR 2019: Juara 1: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Juara 2: IAIN Kediri Juara 3: IAIN Cirebon Harapan 1: IAIN Kudus Harapan 2: IAIN Jember Harapan 3: IAIN Ponorogo
GEMA-Salah satu cabang olahraga yang selesai pada hari ketiga Pekan Ilmiah Olahraga Seni dan Riset (PIONIR) ke-9 ialah Panjat Dinding, Kamis (18/7). Ahmad Sholehuddin, Atlet UIN Sultan Syarif Kasim Riau merebut medali emas pada kategori lead putra. Dari babak semi final, ia sudah tampil memukau. Dari seluruh atlet putra, hanya dia yang bisa mencapai titik tertinggi yang membuatnya mendapat posisi di final. Lagi-lagi, ia memukau penonton dan dewan juri dengan capaian tertingginya di babak final. Meski tampil di urutan terakhir, ia tetap tangguh dan tak gentar. Performanya justru semakin baik. Sedangkan, di posisi kedua ada Yukasmi Syamsisko (IAIN Kerinci) dan Ziqwan Rivaldo Tamel (UIN Imam Bonjol Padang) di posisi ketiga.
Sementara itu, di kategori lead putri, Nofi Ningtiyasari (UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten) menjadi juara pertama. Disusul Nurul Khasanah (IAIN Surakarta) pada posisi kedua dan terakhir Ukhti Melati (UIN Syarif Hidayatullah Jakarta). (*/nd)
GEMA-Semi final Cabang Lomba Pekan Ilmiah Olahraga Seni dan Riset (PIONIR) ke-9 Musabaqah Qiraatil Kutub (MQK) berlangsung dengan penuh khidmat, Jumat (19/7). Peserta nampak siap menjawab pertanyaan rumit apa saja yang akan diutarakan ketiga dewan juri. Para penonton pun memperhatikan soal-soal yang diberikan. Tidak seperti sebelumnya, para peserta semi final diseleksi lebih ketat dengan hanya dua pertanyaan. Pertanyaan yang diberikan sama seperti sebelumnya, hanya harus disertai dalil-dalil dari kitab lainnya yang telah dihafal peserta sebelumnya. 40 menit peserta harus tampil dan menjawab pertanyaan tersebut. Aril, peserta MQK dari UIN Sunan Ampel Surabaya mengatakan bahwa pertanyaan yang diberikan sangat berat. Tidak seperti mata kuliah yang ada di kampus. "Ilmu fiqih modern memang berbeda dengan fiqih klasik. Lebih luas cakupannya," ucapnya. (*/nd)
GEMA-Perwakilan UIN Sunan Kaijaga Yogyakarta berhasil memenangkan perlombaan di cabang Karya Tulis Ilmiah Ilmu Sosial pada Pekan Ilmiah Olahraga Seni dan Riset (PIONIR) ke-9, Kamis (19/8). Perlombaan ini berlangsung sangat kompetitif karena melibatkan PTKIN di berbagai daerah dan materi yang dipresentasikan juga beragam. M. Al Faridho Awwal dengan karyanya berjudul Sedekah QR (SQR): Penawaran Skema Sedekah Non Tunai Demi Meningkatkan Minat Sedekah Masyarakat Milenial itu berhasil menyumbangkan medali emas setelah mengalahkan 10 finalis yang lain. “Alhamdulilah saya senang sekali. Insya Allah, saya tidak akan sombong, saya akan rendah hati dalam menerapkan ilmu yang saya miliki,” tuturnya. Ia juga mengungkapkan terima kasihnya pada teman-teman, pelatih, dan panitia PIONIR 2019 yang sudah menyukseskan acara tersebut. Sementara itu, medali perak diraih Novia Elga Rizqiya (UIN Sunan Ampel Surabaya) dan medali perunggu oleh Nur Hamidah (UIN Sunan Gunung Djati Bandung). (*/nd)
GEMA-47 finalis Duta Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) saling menunjukkan kualitas dan bakat yang dimiliki. Lomba yang termasuk dalam Pekan Ilmiah Olahraga Seni dan Riset (PIONIR) ke-9 ini dihelat di Lippo Plaza Kota Batu, Kamis (18/7). Ketiga juri yang diundang untuk menilai para peserta ialah Dra. Siti Sakdiyah, M.Pd., Wahyu Sopyan, S.Ag., dan Wahyu Agus Setiono, S.I.Kom.
Apapun talenta dan bakat yang dipilih peserta, diperbolehkan oleh tim panitia selama masih dalam koridor visi-misi PTKIN. Beragam hal dipertunjukkan, seperti menyanyi, puisi, pantun, tari daerah, monolog, pidato, mengaji bahkan membuat makanan penutup. Peserta tuan rumah UIN Malang menunjukkan kebolehan menari tradisional, yakni Tari Topeng khas Malang. “Kita harus bangga karena mahasiswa PTKIN tak hanya bisa mengaji, namun juga bakat lainnya,” ujar Siti Sakdiyah. (*/nd)
GEMA-Ketua Taekwondo Kota Malang Bambang Kalijogo menyatakan keterkejutannya setelah melihat minimnya jumlah atlet yang mengikuti Lomba Cabang Olahraga Taekwondo. Pasalnya, lomba ini ada dalam ranah nasional sekelas Pekan Ilmiah Olahraga Seni dan Riset (PIONIR) ke-9. Pernyataan itu ia sampaikan saat membuka perlombaan yang berlangsung di MAN 1 Kota Malang, Kamis (19/7). “Saya kaget dengan jumlah ini, bahkan perlombaan tingkat kota jauh lebih banyak,” tuturnya. Tercatat, ada 16 peserta mahasiswa dan 17 mahasiswi yang mendaftar di cabor ini. Novarli, Pelatih Taekwondo Kontingen UIN Sunan Ampel Surabaya juga memiliki kesan yang sama. Namun ia memaklumi. Pasalnya, dari 58 PTKIN se-Indonesia, hanya beberapa saja yang memiliki UKM Taekwondo. “Jadi hanya sedikit kampus yang mendapat undangan untuk berpartisipasi di PIONIR,” jelasnya. Dengan jumlah peserta yg relatif minim ini pihak panitia langsung menjaring peserta untuk maju ke final. Masing-masing kategori, baik putra maupun putri diambil delapan peserta saja untuk melaju ke laga final pada Jumat (20/7).
GEMA-Perhelatan megah Pekan Ilmiah Olahraga Seni dan Riset (PIONIR) ke-9 telah memasuki hari keempat, Kamis (18/7). UIN Malang sebagai tuan rumah tentunya telah mempersiapkan matang-matang kegiatan dwi tahunan ini. Mahbub Ainurrofiq, Penanggung Jawa Cabang Seni MTQ mengakui bahwa ia tidak akan bisa meng-handle kelancaran acara tanpa didampingi relawan yang berstatus mahasiswa. “Saya yakin seratus persen, tanpa dibantu mereka, kegiatan ini tidak akan berjalan lancar,” tutur Dosen Jurusan Hukum Bisnis Syariah UIN Malang itu. Nining Rahayu, salah satu relawan mengungkapkan kesenangannya selama bertugas. Terlebih untuk cabor MTQ yang pelaksanaannya di masjid yang notabene merupakan tempat beribadah. “Kalau sudah masuk waktu sholat, kami harus segera memindahkan meja dan perlengkapan lain agar masjid steril untuk kemudian dipergunakan sholat,” ungkap mahasiswa semester lima itu. Cabang Lomba MTQ ini telah memasuki babak akhir penyisihan, terpilihlah 12 pembaca terbaik kategori putra dan putri yang telah ditetapkan oleh Dewan Hakim. Mereka adalah semi finalis yang akan bertanding pada Jumat (19/7) di Aula Micro Teaching Lt. 2. Kategori putra dari UIN Surabaya, disusul IAIN Palangkaraya, UIN Riau, UIN Banjarmasin, IAIN Manado, dan UIN Mataram. Menariknya, pada kategori putri beberapa dari mereka mendapat nilai yang sama. Sesuai kesepakatan Technical Meeting, peserta yang mengalami kondisi seperti itu akan diambil nilai dari tajwid, lagu dan suara, kemudian fashohah. Dengan begitu, 6 pembaca putri terpilih ialah dari UIN Banjarmasin, IAIN Bukittingi, IAIN Palopo, UIN Palembang, UIN Jakarta, dan UIN Malang. (aqa/nd)
GEMA-Hasmuni Idrus, peserta Musabaqoh Hifzil Quran (MHQ) 10 Juz dalam Pekan Ilmiah Olahraga Seni dan Riset (PIONIR) ke-9 mewakili STAIN Sorong Papua Barat memiliki sudut pandang yang menarik terhadap ajang perlombaan ini, Kamis (18/7). Sebagai penghafal al Quran, menurutnya, perlu adanya pengaturan waktu yang baik. Tidak hanya sekedar mengatur waktu untuk keseharian, namun juga menjaga hafalan menjadi suatu kewajiban khusus yang harus tetap dijaga. “Dalam 24 jam, pagi saya gunakan untuk fokus kuliah, sedangkan siang saya istiqomah-kan untuk mengulangi hafalan Quran,” ucap mahasiswa yang sudah duduk di semester akhir ini. Menguji kualitas hafalan untuk mengetahui juz dan bacaan al Quran yang masih lemah menjadi motivasinya. Ia berharap perlombaan MHQ ini tidak sekadar sebagai ajang persaingan saja. Namun juga sebagai implementasi nilai-nilai yang terkandung dalam al Quran. “Sehingga kelak, para peserta yang masih berstatus mahasiswa ini bisa jadi uswah yang baik,” harapnya tulus. (ofi/nd)
GEMA-Segenap pimpinan UIN Malang, mulai dari rektorat, dekan, dan perwakilan unit di universitas menghadiri undangan Sutiaji Walikota Malang. Bertempat di Gazebo Balai Kota Malang, jamuan makan malam bersama para rektor Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) se-Indonesia tersebut sekaligus untuk merayakan Pekan Ilmiah, Olahraga, Seni dan Riset (PIONIR) ke-9, Kamis (18/7) Pada kesempatan itu, Sutiaji mengucapkan permohonan maaf atas ketidakhadirannya pada momen pembukaan PIONIR di Lapangan Utama UIN Malang (15/7). Pasalnya, ada hal yang sama-sama penting, hingga Sutiaji pun berbagi tugas dengan Sofyan Edi Jarwoko, Wakil Walikota Malang. Ia menjelaskan, saat itu bersamaan dengan undangan dari Kedutaan Negeri Cina di Surabaya. Itu pun akhirnya diwakilkan. Sutiaji sendiri harus presentasi seminar nasional berkaitan dengan RUU Ekonomi Kreatif. Dia harus bersanding dengan Menteri Perdagangan dan Menteri Perekonomian. Seminar itu membicarakan tentang ekonomi kreatif yang saat ini telah mendunia dan memasuki revolusi industri yang semakin modern.
Selanjutnya, Bapak asal Lamongan ini berterima kasih atas terselenggaranya PIONIR ke-9 di UIN Malang. Dia tidak merasa keberatan apabila acara akbar semacam itu makin sering diselenggarakan di Malang. “Ini secara tidak langsung membawa nama baik Kota Malang agar lebih cepat dikenal oleh warga daerah lain,” imbuhnya. Di akhir sambutannya, Sutiaji meminta doa restu kepada para tamu yang hadir dan dukungan agar nanti Kota Malang bisa masuk dalam 44 nominasi TOP Inovasi di Indonesia. Sebelumnya Malang telah mengalahkan 3.250 inovator lalu masuk dalam 99 nominasi. “Mudah-mudahan dari 99 ini bisa masuk nominasi lagi ke 44,” harap walikota berkacamata ini. (ptt/nd)