Daftar Penulis: Iffatunnida


WR I: TOLAK JIKA TULISAN TIDAK SESUAI TEMA JURNAL
Selasa, 7 Juli 2020 . in Berita . 514 views
2826_r2.jpg

GEMA-Persoalan klise yang selalu dialami hampir seluruh pengelola jurnal ialah kurangnya jumlah naskah. Masalah ini makin diperparah jika jurnal sudah memasuki masa penerbitan. Namun, bukan berarti pengelola jurnal lantas menerima segala naskah untuk melengkapi jumlah artikel ideal saat terbit. Hal ini ditegaskan oleh Wakil Rektor Bidang Akademik Prof. Dr. M. Zainuddin, MA. saat rapat bersama seluruh pengelola jurnal di lingkungan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Jumat (3/7).
Menurutnya, hal ini dilakukan untuk menjaga dan juga meningkatkan kualitas jurnal. Ia tidak mau jurnal di UIN Malang dianggap sepele sehingga mudah menerima naskah yang berkualitas rendah. “Pengelola jurnal harus tegas, jika ada penulis yang mengirimkan naskah yang tidak sesuai tema dan visi ya harus ditolak,” tegasnya.
Selain itu, dalam aturan komposisi penulis saat ini juga sudah diatur. Yakni, 60 persen penulis dari luar institusi sedangkan 40 persen dari dalam. Ini sudah menjadi aturan bagi seluruh pengelola jurnal dan siapapun harus mengikutinya.
Ketua LP2M UIN Malang Dr. Tutik Hamidah melaporkan, ada 34 pengelola jurnal di kampus berlogo Ulul Albab ini. 22 di antaranya telah terakreditasi Sinta. “Meski masih banyak yang Sinta 3 tapi ada beberapa yang sudah meningkat ke Sinta 2,” jelasnya. (nd/aj)

Lebih Lanjut »
DUA NAMA ILMUWAN MEDIS DIABADIKAN DI GEDUNG BARU FKIK
Senin, 6 Juli 2020 . in Berita . 535 views
2823_gedn1.jpg

GEMA-Pasca pelaksanaan Sholat Jumat di masjid Kampus Tiga UIN Malang, Rektor Prof. Dr. Abdul Haris, M.Ag. meresmikan nama dua gedung baru (3/7). Gedung Program Studi Profesi Dokter diberi nama Gedung Ibnu Thufail, sedangkan Gedung Perkuliahan Farmasi dinamakan Gedung Al-Biruni. Kedua tokoh yang diabadikan namanya ini terkenal di kalangan filsuf. Namun, sumbangsih keduanya di bidang medis sangat besar dan berpengaruh.
Rektor menyatakan, sebelum memutuskan kedua nama ini, ada beberapa daftar nama dari tokoh terkenal yang menjadi kandidat. Nama-nama tersebut kemudian dibagikan melalui aplikasi berbagi pesan WhatsApp. Diskusi pun terjadi. “Setelah melalui berbagai pertimbangan, dua nama ini yang diputuskan untuk diabadikan di gedung FKIK,” ujarnya.
Menurut sejarah, masih kata Prof. Haris, kedua filsuf yang dipilih namanya tersebut merupakan cendekiawan multi disipliner. Ibnu Thufail juga aktif di bidang hukum karena ia merupakan seorang pejabat pengadilan sekaligus seorang dokter yang termasyhur. Sedangkan, Al-Biruni ialah seorang matematikawan yang memberi sumbangsih sangat besar di bidang obat-obatan.

2824_gedn2.jpg


Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Prof. Dr. dr. Yuyun Yueniwati Prabowowati Wadjib, M.Kes., Sp.Rad(K) yakin bahwa pemberian nama untuk kedua gedung akan membawa pengaruh positif. Pasalnya, dua nama besar ilmuwan Islam lah yang dikukuhkan. “Semoga mahasiswa FKIK dapat menjadikan keduanya role model di bidang medis,” doanya. Ia pun menyiapkan dua tumpeng sebagai tanda peresmian nama gedung yang berlokasi di Dusun Precet, Desa Tlekung, Kecamatan Junrejo, Kota Batu tersebut. (ptt/nd)

 

Lebih Lanjut »
PROF. ZAINUDDIN: AKHLAK TAK HANYA SEBATAS SOPAN SANTUN
Jumat, 3 Juli 2020 . in Berita . 719 views
2821_borang-perpus.jpg

GEMA-Di awal tahun 2020, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang mengukuhkan Prof. Dr. M. Zainuddin, MA. sebagai Guru Besar Bidang Sosiologi Agama (8/1). Ia menyinggung permasalahan kehidupan beragama disandingkan dengan kehidupan berdemokrasi pada orasi ilmiah yang disampaikan di Aula Gedung Rektorat lt. 5. Beragam masalah yang timbul dalam suatu negara seharusnya menjadi sorotan para pakar di bidang pendidikan, khususnya pendidikan agama.
Ia menyatakan, output pendidikan tercermin dari akhlak seseorang. Kata “akhlak” di sini sering diartikan secara sempit. “Orang-orang memahami akhlak sebatas sopan santun. Padahal, akhlak karimah itu mencakup berbagai kebajikan,” paparnya. Salah satu kebajikan yang sering diabaikan ialah menjaga alam semesta. Secara tak sadar, banyak sekali perilaku manusia yang berimbas negatif bagi lingkungannya sendiri.
Dalam konteks demokrasi, lanjutnya, akhlak ditunjukkan dengan komitmen dan moralitas. Keduanya akan keluar dengan alami sebagai bukti dari hasil pendidikan. “Sudah sepatutnya ada reorientasi pendidikan agama di sekolah,” lugas wakil rektor bidang akademik UIN Malang ini. Dalam reorientasi tersebut, perlu diperhatikan lagi ajaran untuk kesadaran sosial. “Kita tahu manusia adalah makhluk sosial, jadi sepatutnya diberi bekal kebermasyarakatan,” jelasnya.
Ia menambahkan, seiring dengan mengajarkan kesadaran dalam kehidupan bermasyarakat, ada juga hal yang harus ditanamkan dalam pendidikan agama. “Bahwa agama harus dipahami sebagai suatu kebenaran, bukan hanya sebagai identitas, simbol, dan politis,” jabarnya.
Ajaran agama, masih kata Prof. Zainuddin, harus dipahami maknanya secara substansial. Dengan pemahaman yang menyeluruh tentang agama di institusi pendidikan, maka tidak mustahil akan lahir manusia dengan akhlak yang benar-benar mulia di segala aspek. “Ini akan menjadi indikator keberhasilan dakwah agama dalam dunia pendidikan,” tutur Pria kelahiran Kabupaten Bojonegoro ini.
Namun, permasalahan yang mengaitkan agama di suatu negara bukan cuma menjadi tanggung jawab pribadi ataupun pelaku pendidikan. Harus ada peran pemerintah agar problem tersebut tidak berlarut. “Peran negara menjadi esensial untuk mengantisipasi dan juga mengatasi masalah kehidupan beragama dan demokrasi di Indonesia, seperti konflik, ekstremisme, terorisme, dan intoleransi,” jelasnya.
Pengukuhan Prof. Zainuddin Januari lalu menambah jumlah guru besar di UIN Malang. Total 13 profesor yang dimiliki kampus berlogo Ulul Albab itu. Jumlah tersebut tentu masih jauh dari ideal. Pasalnya, jika dirasiokan dengan jumlah dosen dan mahasiswa, UIN Malang harus memiliki 84 guru besar yang tersebar di seluruh program studi. (nd)

Lebih Lanjut »
ORANG TUA HARUS ATUR EMOSI DAN ENERGI
Selasa, 23 Juni 2020 . in Berita . 495 views
2840_psga.jpg

GEMA-Pusat Studi Gender dan Anak bersama Dharma Wanita Persatuan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang mengundang Yulia Indriati, Direktur Keluarga Kita dalam webinar bertema Peran Keluarga dalam Menghadapi New Normal Life, Senin (22/6). Dalam sesinya, ia mencoba menjelaskan tantangan yang dihadapi para orang tua dalam masa pandemi Covid-19 (Corona Virus Disease). Tantangan itu muncul karena situasi belajar anak yang berpindah dari sekolah ke rumah (Study from Home).
Yulia menyatakan, perubahan situasi belajar ini turut mengaduk-aduk tatanan kehidupan sehari-hari di rumah. Karenanya, energi orang tua terbagi. Ketika energi tersebut tidak memadai, maka muncul lah emosi. “Saat seperti ini kita tahu bahwa mengatur emosi dan energi untuk berbagai macam kerjaan rumah itu penting,” jelasnya.
Ia melanjutkan, jika biasanya orang tua pasrah dengan pendidikan anaknya pada institusi pendidikan, kali ini mereka harus turut berpartisipasi dalam prosesnya. “Sisi positifnya ialah ada kolaborasi maksimal guru di sekolah dan orang tua dalam proses belajar anak,” tuturnya. Di sini lah pentingnya kekompakan dari kedua pihak.
Dalam proses menjadi pendamping belajar, masih kata Yulia, orang tua pun dituntut untuk bisa beradaptasi dengan teknologi. Bagi mereka yang sudah terbiasa dengan teknologi seperti platform e-learning, maka tidak ada masalah. “Masalahnya, Indonesia ini kan luas, dan tidak semua orang tua di daerah-daerah melek teknologi,” imbuhnya.
Hal ini karena infrastruktur di Indonesia tidak merata. Wajar jika sebagian besar orang tua di daerah mengeluhkan pemakaian teknologi dalam proses Study from Home. Alhasil, banyak sekali orang tua yang kecewa karena hasil belajar anak tak sesuai harapan.
Dalam hal ini, Yulia menjelaskan beberapa hal penting dalam perubahan tatanan belajar anak. Pertama, orang tua sepatutnya tidak terlalu memasang target yang terlalu tinggi. “Apalagi jika targetnya dipatok dari besaran angka,” imbuhnya. Daripada fokus pada nilai, ia lebih menyarankan agar orang tua lebih menitikberatkan pada pendampingan belajar. Pasalnya, tak banyak orang tua yang tahu tipe belajar anaknya sendiri. “Pahami keunikan anak-anak kita terutama gaya belajarnya, sehingga kita bisa menemaninya secara maksimal,” pesan Yulia. (nd)

Lebih Lanjut »
KEPALA PUSAT DITUNTUT GIAT DAN KREATIF
Senin, 22 Juni 2020 . in Berita . 636 views
2839_kapus.jpg

GEMA-Mengakhiri minggu ketiga Juni, Rektor UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Prof. Dr. Abdul Haris, M.Ag. melantik empat kepala pusat di lingkungan kampus, Jumat (19/6). Mereka ialah Dr. Nur Ali, M.Pd. (Kepala Pusat Penelitian), Dr. Syaiful Musthofa, M.Pd. (Kepala Pusat Pengabdian), Ahmad Mukhlis, MA. (Kepala Pusat Pengelolaan dan Pengembangan Sistem Remunerasi), dan Prof. Dr. dr. Bambang Pardjianto, Sp.B., Sp.BP.,RE(K) (Kepala Pusat Pelayanan Kesehatan Masyarakat). Pelantikan yang dilaksanakan di Ruang Rektor ini hanya dihadiri Kepala Pusat Penelitian dan Kepala Pusat Pengabdian. Sedangkan lainnya mengikuti pelantikan secara daring.
Rektor berpesan agar seluruh kepala pusat mulai merencanakan program-program terbaru atau melanjutkan yang pernah diatur pada periode sebelumnya. “Kami harap agar kepala pusat mempunyai kreativitas yang tinggi agar nantinya segala program kerja dapat berkontribusi pada kemajuan bangsa,” tutur Prof. Haris.
Khusus bagi kepala pusat yang hadir di tempat pelantikan, rektor pun berharap agar nantinya ada tindakan yang mendorong dosen-dosen di UIN Malang untuk giat meneliti. “Ini juga untuk mempercepat penyelesaian studi dosen-dosen yang sedang S3,” lanjutnya.
Namun sebelumnya, rektor meminta agar ada perubahan dasar sebelum merancang program penelitian dan pengabdian masyarakat. Ia meminta agar tema besar dan arah penelitian dan pengabdian segera dirumuskan bersama. “Kampus harus punya standar penelitian dan pengabdian yang bereputasi internasional sesuai visi misi universitas,” lugas rektor kelahiran Lamongan tersebut. (nd)

Lebih Lanjut »
MAHASISWA ANGKATAN 2019 MENINGGALKAN MA’HAD
Rabu, 17 Juni 2020 . in Berita . 11090 views
2795_out1.jpg

GEMA-Akhir tahun akademik, saatnya mahasiswa angkatan 2019 untuk meninggalkan ma’had. Jika dihitung, mereka tidak genap setahun beraktivitas ma’had karena pandemi Covid-19 (Corona Virus Disease). Pihak ma’had pun mengerahkan tenaga dan sumber daya untuk membantu mahasiswa mengurus hal-hal yang berkaitan dengan kelulusan dari ma’had. Seperti yang terlihat pada Selasa (16/6), sejumlah mahasiswa ditemani keluarga untuk memindahkan barang yang masih tersimpan di mabna.
Untuk mencegah terjadinya penumpukan jumlah mahasiswa setiap harinya, pihak ma’had bekerjasama dengan PTIPD (Pusat Teknologi Informasi dan Pangkalan Data). Mukhlis Fuadi, Kepala PTIPD menyatakan timnya menyediakan situs sipaba.uin-malang.ac.id untuk diakses mahasiswa yang akan mengambil barang di mabna. “Mereka harus login dan memilih hari sesuai jadwal yang kami sediakan,” jelasnya.
Ia melanjutkan, dengan jadwal yang tertata dan jelas, tidak akan ada penumpukan mahasiswa di setiap harinya. Tercatat hingga (16/6) sudah 2.984 mahasiswa yang mendaftarkan diri untuk mengambil barang sesuai jadwal. “Nah, sisanya 602 mahasiswa ini semoga segera cepat mengatur jadwal,” imbuhnya.

2796_out2.jpg


Musyrif Pusat Ma’had al Jami’ah. Alif Sakti Fadharis menyatakan, mahasiswa yang akan memasuki wilayah kampus untuk membereskan barang di ma’had akan melalui tahap standar protokol kesehatan. Ketika memasuki gerbang utama, mereka harus menunjukkan Surat Keterangan Kesehatan dari Rumah Sakit kepada sekuriti. Tak hanya itu, pihak sekuriti akan mengukur suhu tubuh menggunakan thermo gun.
Selanjutnya, ketika berada di resepsionis wilayah ma’hada putra dan putri, mereka harus menunjukkan Surat Bebas Tanggungan Ma’had dan Kartu Inventaris. Saat memasuki setiap mabna, mereka diwajibkan mencuci tangan dan menggunakan hand sanitizer yang dibawa sendiri. “Mahasantri juga harus membawa alat tulis sendiri selain juga menggunakan masker atau face shield,” jelas Alif. Semua alur yang ketat ini dilakukan agar meminimalisir penularan Covid-19 dari pihak yang datang dari luar dengan para pengurus ma’had yang sudah diisolasi mandiri selama 10 hari. (nd)

Lebih Lanjut »
SELEKSI DARING JALUR BEASISWA TELADAN
Rabu, 17 Juni 2020 . in Berita . 7405 views
2794_ujol1.jpg

GEMA-UIN Maulana Malik Ibrahim Malang melangsungkan seleksi mahasiswa baru (maba) melalui jalur Beasiswa Teladan. Seleksi dilaksanakan secara daring, sehingga satu calon maba menghadapi satu penguji. Seluruh penguji melakukan tahap penyeleksian di Laboratorium Pendidikan Agama Islam, di Gedung Megawati Soekarno Putri, Selasa (16/6). Materi seleksi di antara lain ialah pengujian hafalan al Quran dan wawancara.
Kepala BAK UIN Malang Imam Ahmad menuturkan pendaftaran jalur tersebut sudah dilakukan sejak tanggal 2 hingga 28 Februari 2020. Ada beberapa persyaratan utama yang ditetapkan pihak kampus. Bagi calon maba berprestasi, mereka harus memiliki sertifikat kejuaraan sebagai bukti. “Minimal kejuaraan tingkat provinsi, level nasional akan memberi poin lebih,” imbuhnya.
Bagi calon maba di jalur hafalan al Quran, pihak kampus menetapkan 30 juz sebagai persyaratan utama. Saat ujian daring berlangsung, mereka diuji kecakapan hafalannya oleh staf kampus yang khusus ditugaskan untuk memantau dan membimbing mahasiswa-mahasiswi penghafal al Quran di UIN Malang.
Imam Ahmad menambahkan, persyaratan umum di jalur ini ialah calon maba adalah fresh graduate. “Kami utamakan yang kelulusan tahun 2020,” jelasnya. Penguji di seleksi daring ini berjumlah lebih dari 10. Setiap penguji diberi tugas untuk menguji satu materi. (nd)

Lebih Lanjut »
KATA DIRJEN DIKTI TENTANG KONSEP KAMPUS MERDEKA
Selasa, 16 Juni 2020 . in Berita . 7143 views
2790_webnizam.jpg

GEMA-Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Prof. Ir. Nizam, M.Sc., DIC., Ph.D. berbagi Program Kampus Merdeka dalam webinar yang dihelat UIN Malang, Selasa (16/6). Program ini merupakan respon dari situasi terkini dunia pendidikan di tengah pandemi Covid-19 (Corona Virus Disease). Meski hal baru, ia berharap agar program ini berjalan maksimal sehingga tidak ada mahasiswa tertinggal selama pandemi belum mereda.
Ia menyatakan, Kampus Merdeka adalah konsep pembelajaran di perguruan tinggi di tahun akademik 2020/2021 dengan mengusung Experience Learning. Hal ini dilakukan karena belajar di kampus, seperti masa normal, untuk sementara tidak bisa diselenggarakan. “Jadi harus ada solusi yang baik agar pembelajaran tetap maksimal dan tujuan belajar tercapai,” jelas Prof. Nizam.
Ada banyak program kampus, lanjutnya, yang tak bisa dilakukan. Seperti, magang, mengikuti proyek desa, mengajar di sekolah, dan pertukaran pelajar. Sehingga banyak anggaran pendidikan yang akhirnya tak dapat dieksekusi. “Karenanya, alokasi anggaran tersebut dialihkan untuk pengembangan pembelajaran saat Covid-19,” ujarnya
Sebut saja, untuk penguatan jaring pengamanan sosial. Ini dirasa penting karena konsep daring untuk pembelajaran membuat semuanya harus menggunakan data diri. Maka, pengamanan berlapis harus diperkuat agar tidak ada lagi laporan pencurian data oleh pihak ketiga.
Namun, Prof. Nizam menyadari, ada beberapa hal yang tetap tidak bisa dilakukan dalam pembelajaran daring. “Khususnya bagi jurusan-jurusan yang perlu praktikum di laboratorium,” imbuh peraih guru besar di Bidang Teknik Sipil oleh Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta tersebut. Karenanya, praktikum bagi mahasiswa sains tetap dilakukan seperti biasa. Tentunya, ada tahap protokol kesehatan yang harus ditempuh oleh mahasiswa juga laboran sebelum menggunakan laboratorium.
Terakhir, profesor kelahiran Surakarta ini menekankan pada para dosen agar memperhatikan aspek penting saat melaksanakan perkuliahan daring. Pertama, course delivery (penyampaian materi kuliah) tetap harus dilakukan dan dipantau dosen. Kedua, knowledge mastery (penguasaan keilmuan) sepatutnya menjadi perhatian agar jangan sampai ada mahasiswa yang tidak memahami mata kuliah atau bahkan lalai saat kuliah daring. Selanjutnya ialah aspek umpan balik, penilaian, dan ujian yang tetap mengutamakan kecakapan mahasiswa. (nd)

Lebih Lanjut »
REKTOR: SELAMA WFH, MAKIN PRODUKTIF
Selasa, 16 Juni 2020 . in Berita . 1040 views
2789_webnar16.jpg

GEMA-Mengawali webinar, Rektor UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Prof. Dr. Abdul Haris, M.Ag. menuturkan, selama kurang lebih dua bulan masa WFH (Work from Home), banyak hal yang telah dilakukan kampus, Selasa (16/6). Ini membuktikan bahwa kesan WFH membosankan dan pasif itu tidak benar. “Justru banyak hal yang kita capai selama WFH ini,” imbuhnya.
Ia melanjutkan, jumlah artikel ilmiah yang ditulis dosen dalam dua bulan terakhir semakin meningkat. Artikel ini kemudian juga diajukan untuk diterbitkan di jurnal ilmiah terkemuka. Bahkan, buku-buku bertema Covid-19 (Corona Virus Disease) karya kolaborasi dosen-dosen UIN Malang juga sudah memasuki tahap penerbitan.
Prof. Haris menambahkan, ada hal yang juga membuatnya bahagia. Yakni berkaitan dengan calon guru besar. “Total yang tercatat untuk mengajukan guru besar ada 20 dosen di tahun 2020 ini,” paparnya. Jumlah tersebut tentu melampaui targetnya di awal tahun. Dengan jumlah pengajuan yang banyak ini, ia yakin target guru besar tahun ini akan tercapai. (nd)

Lebih Lanjut »

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
Jalan Gajayana No. 50 Malang 65144
Telp: +62-341 551-354 | Email : info@uin-malang.ac.id

facebook twitter instagram youtube
keyboard_arrow_up