Daftar Penulis: Iffatunnida


INTEGRASI CIRI SPESIAL KAMPUS HIJAU
Rabu, 14 Agustus 2019 . in Berita . 718 views
2349_pbakday2.jpg

GEMA-Di hari kedua Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK), Rektor UIN Malang Prof. Dr. Abdul Haris M.Ag. mengenalkan visi-misi kampus kepada mahasiswa baru. Selain itu, rektor juga menceritakan sejarah kampus hijau. Tampak hadir pula empat wakil rektor pada acara yang diselenggarakan di Sport Center tersebut, Rabu (14/8).
Sebagai perguruan tinggi Islam negeri, papar Prof. Haris, UIN Malang memiliki visi terwujudnya pendidikan tinggi integratif dalam memadukan sains dan Islam di kancah global. Karena itu, kampus tidak ingin menjadi perguruan tinggi yang dikotomi. "Kita tidak akan memisahkan sains dan ajaran Islam," tegasnya.
Ayat al Quran pertama yang turun, lanjutnya, mengandung makna Islam sangat menjunjung tinggi sains. "Ayat selanjutnya menjelaskan sains tidak boleh kosong dari nilai-nilai agama," tutur rektor kelahiran Lamongan tersebut.
Untuk mewujudkan visi tersebut, setidaknya ada dua misi yang diprioritaskan. Pertama ialah mencetak sarjana yang berkarakter ulul albab. Lulusan kampus ini diharapkan bisa senantiasa mengaitkan segala sesuatu dengan Allah. Selain itu, mahasiswa harus berpikir tentang apa yang ada dan mungkin ada. "Karena sangat mungkin hal-hal yang menjadi objek itu tidak kasat mata," jelasnya.
Misi yang kedua, masih kata Prof. Haris, menghasilkan sains dan teknologi yang relevan dan berdaya saing tinggi. tidak hanya menggunakan dan mengadopsi saja, namun juga berinovasi. UIN Malang dalam mewujudkan integrasi sains dan Islam memadukan pola pendidikan pesantren dan perguruan tinggi. Pesantren mewujudkan adanya keagungan akhlak dan kedalaman spiritual. "Sedangkan perguruan tinggi memiliki karakteristik keluasan ilmu dan kematangan profesional," jelasnya menutup kuliah tamu. (ir/nd)

Reporter: M. Khairul Huda

Lebih Lanjut »
MOTIVASI WR 1 UIN MALANG UNTUK MAHASISWA BARU
Rabu, 14 Agustus 2019 . in Berita . 1357 views
2345_pbak3.jpg

GEMA-Wakil Rektor Bidang Akademik UIN Malang Dr. M. Zainuddin, MA. memberikan motivasi belajar kepada seluruh mahasiswa baru di hari kedua Pengenalan Budaya Akademik Kampus (PBAK) 2019, Rabu (14/8). Memasuki babak baru sebagai mahasiswa, niat adalah hal utama yang harus diperbaiki. Karena menurutnya, niat lah yang menjadi awal segala perbuatan kita.
Niat yang tulus dan ikhlas, kata Zainuddin, akan mendapat ridho Allah. Apalagi jika niatnya adalah untuk ilmu. “Mahasiswa baru harus mulai memperbaiki niat untuk mencari dan mengajarkan ilmu hanya karena Allah,” tuturnya. Ia menambahkan, ilmu yang berkah, nantinya akan mendatangkan keberkahan bagi pencarinya. “Tidak cuma itu, ilmu itu nanti yang akan memberi manfaat bagi kalian, sehingga kelak kalian tidak akan risau harus mencari kerja dimana karena hakikatnya, pekerjaan lah yang akan mencari orang berilmu,” jelasnya.

2346_pbak4.jpg


Menjadi mahasiswa UIN Malang, masih kata Zainuddin, memiliki banyak kewajiban dan kemampuan. Setidaknya, ada empat hal dasar yang harus dikuasai. Yaitu, Bahasa Arab, Bahasa Inggris, al Quran, dan kitab kuning. “Untuk itu, selain niat, harus ada tekad,” lugasnya.
Tekad ini, menurutnya, akan menjadi modal seorang mahasiswa untuk tidak gampang menyerah. Apalagi malas-malasan. “Karena tekad juga lah yang akan memberi kalian semangat untuk mencetak prestasi selama kuliah,” ucap pria berkacamata ini.
Mengakhiri sambutan motivasinya, ia menjelaskan beberapa tipologi mahasiswa. Pertama, kreativitas intelektual. Yaitu mahasiswa yang moncer di bidang akademik. Kedua, kreativitas sosial. Yakni, mereka yang kurang di bidang akademik namun sangat baik berorganisasi. Ketiga, gabungan tipe pertama dan kedua artinya kedua bidang seimbang. “Saya tidak mau, mahasiswa baru 2019 menjadi tipe yang keempat, yaitu yang tidak memiliki kreativitas intelektual dan sosial,” pesannya. (ofi/nd)

Reporter: Ach. Basofi
Fotografer: Putut Wahyu H.

Lebih Lanjut »
TANAMKAN NILAI INI SAAT MENGAJAR BAHASA INDONESIA
Rabu, 14 Agustus 2019 . in Berita . 613 views
2343_bipa1.jpg

GEMA-Wakil Rektor Bidang Akademik Dr. M. Zainuddin mengungkapkan pendapatnya seputar pengajaran Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA). Menurutnya, dalam pengajaran tersebut, nilai-nilai luhur Bangsa Indonesia juga harus disisipkan. Artinya, dosen tidak hanya sekadar mengajarkan kemampuan berbahasa tetapi juga kemampuan berbaur dalam budaya Indonesia. Hal ini ia sampaikan saat membuka kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) yang diadakan BIPA UIN Malang (13-14/8) di Ruang Pertemuan Gedung Rektorat Lt. 3.
Bimtek diselenggarakan bagi dosen program BIPA dan bekerjasama dengan Pusat Pengembangan Strategi dan Diplomasi Kebahasaan (PPSDK). Materi Bimtek berkisar pengembangan bahan ajar, media, dan evaluasi pengajaran BIPA yang sudah terlaksana di UIN Malang beberapa tahun.

2344_bipa2.jpg


Kepala PSSDK Emi Emilia, Ph.D. mengenalkan konsep bahan ajar yang dikembangkan instansinya. Ia juga membimbing peserta kegiatan untuk menyusun bahan ajar. Sementara itu, materi pembuatan dan pengembangan media ajar audio visual disampaikan Kepala Bidang Diplomasi Kebahasaan PPSDK Dony Setiawan, M.Pd. Dalam materinya, ia mengajarkan para dosen BIPA untuk memanfaatkan telepon pintar yang pasti dimiliki dan digandrungi mahasiswa. Materi terakhir yaitu pembuatan tes ke-BIPA-an yang disampaikan Ketua BIPA UIN Malang Dr. Dewi Chamidah.
Bimtek yang diselenggarakan selama dua hari ini diwajibkan bagi seluruh dosen pengajar program BIPA di UIN Malang. Pihak BIPA juga mengundang dosen program serupa dari kampus lain. Bahkan, ada beberapa dosen dari Vietnam dan Mesir. (nd)

Kontributor: M. Faruq & Rois Imron

Lebih Lanjut »
PBAK 2019: JANGAN HANYA JADI ULAMA
Selasa, 13 Agustus 2019 . in Berita . 654 views
2340_pbak.jpg

GEMA-Kurang lebih 3500 mahasiswa baru UIN Malang mengikuti Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK), Selasa (13/8). Mengusung tema Memperkuat Nasionalisme dan Kemandirian Bangsa acara dibuka secara resmi oleh Rektor UIN Malang Prof. Dr. Abdul Haris M.Ag. Jajaran pimpinan rektorat hingga fakultas turut hadir di Lapangan Utama.
Menurut Rektor, tema PBAK menunjukkan tanggung jawab besar menjadi mahasiswa. "Jangan hanya menjadi ulama dan intelek saja, tapi juga seorang nasionalis," tegasnya. Rektor berpesan jangan sampai negeri Indonesia dipimpin oleh seorang yang tidak mengerti nasionalisme.
Ia melanjutkan menjadi mahasiswa UIN Malang berarti menjadi mahasiswa ulul albab. "Ciri-ciri ulul albab adalah senantiasa berpikir dan berzikir," tuturnya. Mahasiswa juga harus memiliki pola pikir bahwa tidak ada yang sia-sia diciptakan oleh Tuhan. Acara pembukaan ditutup dengan penyematan jas almamater dan selebrasi atlet PIONIR 2019 yang dipimpin Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Dr. Isroqunnajah. (ir/nd)
Reporter: M. Khairul Huda
Fotografer: Ach. Basofi

Lebih Lanjut »
FAKTOR X UNTUK SUKSES DI ERA INDUSTRI 4.0
Selasa, 13 Agustus 2019 . in Berita . 864 views
2339_ceojp.jpg

GEMA-Era industri 4.0 menjadi topik utama materi Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) hari pertama, Selasa (13/8). Berlangsung di Aula Gedung Sport Center, materi dinarasumberi oleh Direktur Jawa Pos Kurniawan Muhammad.
Menurutnya, era ini ditandai dengan munculnya fenomena Social Machine dan Internet of Thing. "Mesin-mesin canggih berinteraksi satu sama lain layaknya manusia di sosial media," jelasnya. Kurniawan menambahkan, berdasarkan informasi dari International Data Corporation Indonesia, tiga tahun lagi 93 persen pekerjaan manusia akan tergantikan oleh mesin, hanya 7 persen yang bertahan. "Sudah ada mesin untuk konsultasi hukum dan pendeteksi kanker di Amerika dan Cina," tutur pria kelahiran 1973 tersebut. Sehingga, kebutuhan sumber daya manusia juga akan berkurang.
Kurniawan berpesan agar mampu bersaing di era ini mahasiswa harus senantiasa berikhtiar lahir dan batin. Ikhtiar batin dengan meningkatkan ketakwaan dan mencari keberkahan. Yaitu dengan bersyukur, amal saleh, dan berinteraksi dengan para ulama dan kiai. "Konsep berkah inilah yang tidak dipahami kaum barat, mereka menyebutnya faktor X," tegasnya. Ia menambahkan, Allah akan menjamin nasib orang bertakwa sehingga tidak bingung dengan perubahan yang muncul.
Ikhtiar lahir dimulai dari menemukan konsep diri. "Capailah apa yang orang tua harapkan melalui makna dari nama yang mereka berikan ke kalian," jelas lulusan UB itu. Kedua dengan menjadi mahasiswa yang brilian, yaitu cerdas, cerdik, dan cemerlang. Mahasiswa diharapkan bisa menguasai suatu ilmu dan tau kapan digunakan. Keahlian multitasking juga perlu diasah. "Selain itu, kalian juga harus terbiasa menyusun target dan mencapainya," jelas Kurniawan. (ir/nd)

Reporter: M. Khairul Huda

Fotografer: Ach. Basofi

Lebih Lanjut »
KLINIK UMMI: JUJUKAN MAHASISWA KETIKA SAKIT
Selasa, 30 Juli 2019 . in Berita . 3793 views
2317_klinik.jpg

GEMA-Di UIN Malang, siapa yang tidak mengenal Klinik Ummi? Yap! Klinik yang berada di gerbang depan UIN Malang ini sering menjadi jujukan mahasiswa ketika sakit. Ummi sendiri ialah singkatan dari UIN Maulana Malik Ibrahim. Klinik ini selalu tampak tidak begitu ramai, namun juga tidak begitu sepi. Seperti pantauan Gema pada Selasa (30/7). Ada satu dokter yang selalu standby di tempat, dia dr. Umik Lisa Desiyanti.
Klinik Ummi memiliki tenaga medis sebanyak empat orang yang terdiri dari satu kepala klinik yang juga dosen Fakultas Kedokteran dan Ilmu-Ilmu Kesehatan, satu dokter, satu Asisten Apoteker dan staf administrasi. “Sebenarnya ada dokter gigi juga untuk Poli Gigi, tetapi sudah resign,” terang wanita berkacamata ini.
Untuk pelayanan, klinik ini dikhususkan untuk sivitas akademik UIN Malang. Syarat berobat sangat mudah. Untuk yang belum pernah berobat, diharuskan membawa Kartu Tanda Mahasiswa (KTM). Sedangkan yang sudah pernah, membawa KTM dan kartu berobat. Bagaimana dengan biayanya? Gratis. “Ya, berobat disini itu tidak perlu mengeluarkan biaya. Cukup membawa KTM saja,” jelas dokter berparas cantik itu.
Dr. Lisa mengeluhkan kurangnya tenaga medis dan karyawan. “Bisa dilihat sendiri kan tadi pas ada pasiennya banyak, saya bantu asisten apotekernya, terus juga meriksa beberapa pasien,” keluhnya. Karenan kurangnya tenaga, jam buka klinik pun sering telat. “Iya, karena banyaknya pasien kita tutup terkadang tidak sesuai jam. Semisal buka jam delapan pagi baru tutup jam setengah satu siang. Lalu, buka lagi jam dua siang,” paparnya.
Ia menambahkan, sebenarnya peralatan di klinik ini lengkap. Namun, banyak obat yang kedaluwarsa karena jarang digunakan. Seperti obat bedah minor. “Sehingga kami belum sanggup melakukan bedah minor,” terangnya.
Dengan kondisi tersebut, dr. Lisa berharap agar pihak kampus dapat menambah staf di Klinik UMMI. “Agar klinik berjalan normal dan kami tidak kerepotan,” harapnya. (*/nd)

Reporter & Fotografer: Asrita

Lebih Lanjut »
UIN MALANG JAMIN PRODUK HALAL
Senin, 29 Juli 2019 . in Berita . 1536 views
2316_lph3.jpg

GEMA-Turut berpartisipasi menjamin kehalalan produk di Indonesia, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang membentuk Lembaga Pemeriksa Halal (LPH). Badan di bawah naungan Unit LP2M UIN Malang ini bertugas melakukan uji kehalalan produk yang terdaftar pada Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH). Hal ini disampaikan Dr. Mastuki, Kepala Pusat Registrasi dan Sertifikasi Halal dalam Workshop Persiapan Akreditasi Lembaga Pemeriksa Halal (LPH), Senin (29/7). Acara yang diselenggarakan di Aula Rektorat lt. 5 itu diikuti oleh perwakilan Halal Center PTN-PTKIN di Indonesia juga mahasiswa penggiat Halal Youth UIN Malang.
Mastuki mengatakan pada 17 Oktober 2019 mendatang semua produk di Indonesia wajib bersertifikat halal. “Termasuk produk gunaan seperti baju, jilbab, mukenah, jaket, dan sebagainya,” jelasnya. Hal tersebut tertuang dalam Peraturan Pemerintah nomor 31 tahun 2019 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang nomor 33 tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal. Jasa, lanjut Mastuki juga harus bersertifikat halal, seperti jasa pemotong hewan, transportasi, hingga penyajian.
Berkaitan dengan itu, LPH UIN Malang telah memiliki empat auditor halal yang telah menyelesaikan pelatihan di BPJPH. Produk yang telah diuji kehalalannya oleh auditor akan diserahkan kepada MUI untuk sidang fatwa. “Setelah fatwa keluar, BPJPH akan menerbitkan sertifikat halal, begitu teknisnya,” jelas peraih gelar doktor dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tersebut. Ia berharap masing-masing kota dan kabupaten memiliki LPH. Pasalnya, lembaga ini boleh didirikan oleh seluruh lapisan pemerintah. “BUMN, BUMD, PTN, semua boleh, asalkan memenuhi syarat,” ujarnya. (ir/nd)

Reporter: M. Khairul Huda

Lebih Lanjut »
SIAPKAN LABORATORIUM BERSTANDAR ISO
Senin, 29 Juli 2019 . in Berita . 536 views
2315_lph2.jpg

GEMA-Menyongsong akreditasi, Lembaga Pemeriksa Halal (LPH) UIN Maulana Malik Ibrahim Malang memiliki PR (Pekerjaan Rumah). Melalui wawancara dengan Gema, Ketua Halal and Thoyyib Center (HTC) Begum Fauziyah, M.Farm. optimis sebagian besar persyaratan sudah dilengkapi. “Tinggal akreditasi laboratorium,” paparnya.
Menurutnya, persyaratan yang diminta Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) sudah hampir terpenuhi. Di antaranya ialah, pertama, kantor. LPH dan HTC telah memiliki kantor yang berada di Gedung Perpustakaan Lt. 2. Kedua, auditor. Hingga saat ini LPH memiliki empat auditor yang telah dilatih oleh BPJPH Kementerian Agama sebagai pemilik wewenang penerbitan sertifikasi halal di Indonesia. “Persyaratan dari BPJPH harus punya tiga auditor, UIN Malang sudah punya empat. Semua sudah dilatih,” jelasnya.
Hanya saja, Begum menyatakan pihaknya masih ingin menambah tim auditor. Pasalnya, keempat auditor yang ada belum melingkupi semua bidang keilmuan. Para auditor yang bernaung di LPH UIN Malang berasal dari Jurusan Farmasi, Biologi, dan Kimia. “Kami sedang mengupayakan dari keilmuan hewan dan pangan. Sehingga, nantinya semua produk bisa kami dampingi dalam proses sertifikasi halal,” jelas Ibu dua orang putra ini.
Selanjutnya, HTC UIN Malang ingin agar nantinya laboratorium yang dimiliki segera berstandar ISO 17025 sesuai permintaan BPJPH. “Semua peralatan komplit, tinggal proses akreditasinya. Semoga bisa kami segerakan,” tutur wanita asal Jombang ini. (nd)

Lebih Lanjut »
LEMBAGA HALAL KAMPUS TANGAN KANAN BPJPH
Senin, 29 Juli 2019 . in Berita . 1282 views
2312_lph1.jpg

GEMA-Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Prof. Ir. Sukoso, M.Sc., Ph.D. menyatakan bahwa pihaknya butuh lembaga halal di setiap kampus sebagai tangan kanan, Senin (29/7). Tugasnya ialah membantu BPJPH dalam mendampingi pelaku UMKM dalam memproses sertifikasi kehalalan produk. Hal ini disampaikan pasca menandatangani MoU pada Workshop Persiapan Akreditasi Lembaga Pemeriksa Halal (LPH) di Aula Gedung Rektorat Lt. 5 UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.
Pada praktiknya, dalam penerbitan sertifikan halal, BPJPH bekerjasama dengan berbagai pihak. Selain MUI yang sudah puluhan tahun menjadi institusi penerbit sertifikasi halal, BPJPH juga membutuhkan peran LPH. “LPH ini bisa yang dibentuk oleh lembaga swasta atau dari kampus,” jelas guru besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya ini. Dalam proses, LPH akan dibantu oleh Halal Center sebagai pendamping UMKM untuk menyiapkan dokumen yang dibutuhkan. “Para auditor di LPH lah yang bertugas untuk memeriksa kehalalan suatu produk,” tambah alumni Kagoshima University, Jepang itu.
Nantinya, sertifikat halal akan dikeluarkan secara resmi oleh BPJPH Kementerian Agama Republik Indonesia setelah melalui serangkaian proses audit. “Tidak ada institusi lain yang mempunyai kewenangan untuk menerbitkan dan mencabut sertifikasi halal selain BPJPH,” tegasnya. Hal ini, lanjutnya, sudah ditetapkan dalam Undang-Undang No. 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal. Dalam UU tersebut, tertulis jelas bahwa BPJPH mempunyai wewenang mutlak akan sertifikasi kehalalan produk.
Workshop yang dihelat oleh LPH UIN Malang tersebut juga mengundang pengurus Halal Center dari beberapa PTKIN di Indonesia. Acara dilaksanakan hingga sore hari dengan beberapa diskusi panel. Beberapa pemateri yang dihadirkan ialah dari Pusat Registrasi dan Sertifikasi Halal BPJPH dan Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur. (nd)

Lebih Lanjut »

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
Jalan Gajayana No. 50 Malang 65144
Telp: +62-341 551-354 | Email : info@uin-malang.ac.id

facebook twitter instagram youtube
keyboard_arrow_up