GEMA-Semenjak ada edaran resmi pemerintah pusat Indonesia untuk menonaktifkan kegiatan di institusi pendidikan, seluruh kegiatan di UIN Malang pun dialihkan ke forum online. Mahasiswa yang tinggal di ma’had dianjurkan pulang ke kampung halaman. Tetapi, khusus mahasiswa asing, pihak kampus belum memperkenankan mereka untuk kembali ke negaranya. Alhasil, mereka menjadi orang yang masih menghuni gedung ma’had mahasiswa hingga masa karantina berakhir. Hal tersebut dituturkan Fadil, mahasiswa asal Sudan. “Kami tidak bisa kemana-mana,” ujarnya. Namun, ia dan mahasiswa asing lainnya memaklumi. Di tengah pandemik Covid-19, tentu pemerintah dan juga UIN Malang ingin melakukan pencegahan semaksimal mungkin. “Kami paham ini demi tidak tersebarnya virus di lingkungan kampus,” lanjut Fadil.
Bosan tentu dirasakan mereka. Fadil melanjutkan, ia dan teman-teman mahasiswa asing UIN Malang pun bertekad untuk tidak membatasi aktivitas. Karenanya, setiap hari mereka tetap memiliki agenda di dalam kampus. “Biar tidak bosan di ma’had, setiap pagi dan sore kami rutin olahraga di lapangan utama biar badan tetap bugar dan kebal virus,” jelas mahasiswa Jurusan Farmasi semester 6 tersebut. Sementara itu, Lin Nur Halisah, mahasiswi asal Kamboja menyampaikan selama tinggal di kampus ia merasa kesepian. “Biasanya kampus ramai dengan mahasiswa, sekarang sepi karena teman-teman balik ke rumah masing-masing,” tuturnya. Selanjutnya, ia berharap semoga Virus Corona yang menyerang banyak negara ini segera berakhir. “Kami ingin bisa melakukan aktivitas seperti sediakala dan tidak takut lagi,” harapnya. (kh/nd)
GEMA-Pasca hibah boks KAVi (Kabut Anti Virus) ke pesantren-pesantren dan Polresta Kota Malang, UIN Malang masih terus memikirkan kalangan lainnya. Kali ini giliran Pimpinan Cabang Nahdlatul Ulama dan Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Malang yang mendapat boks sterilisasi tersebut, Kamis (9/4). Penyerahan dilakukan langsung oleh Rektor UIN Malang Prof. Dr. Abdul Haris, M.Ag. kepada perwakilan dari organisasi Islam itu. Proses hibah dilakukan di depan Gedung Rektorat kampus berlogo ulul albab. Para wakil rektor, dekan dan perwakilan dosen Fakultas Sains dan Teknologi turut menyaksikan proses tersebut. (ptt/nd)
GEMA-Dalam masa lockdown yang mencapai minggu ketiga, tentu banyak kinerja yang mengalami hambatan di beberapa instansi pemerintahan. Termasuk juga UIN Maulana Malik Ibrahim Malang sebagai institusi pendidikan tinggi. Sesuai instruksi Kementerian Agama sebagai payung yang menaungi kampus, seluruh aktivitas mahasiswa diubah ke sistem dalam jaring (daring/online). Hal ini termasuk kegiatan pembelajaran, konsultasi tugas akhir, hingga beberapa ujian. Kegiatan ekstrakurikuler dihentikan hingga informasi resmi selanjutnya dari Kemenag.
Namun, rektor UIN Malang beserta jajaran pimpinan ingin agar kampus tetap bernafas. Karenanya, beberapa kegiatan kecil tetap dilakukan. Pertama, inovasi KAVi (Kabut Anti Virus) tetap berjalan. Bilik penyemprotan disinfektan ini diproduksi tak hanya untuk kepentingan internal. Pihak kampus bahkan memproduksi beberapa bilik untuk disumbangkan ke pesantren-pesantren sekitar kampus. Plus, cairan disinfektannya tentunya. Kedua, kegiatan talkshow yang dilaksanakan secara open space alias tanpa atap. Beberapa kali dalam seminggu, rektor mengundang dosen-dosen UIN Malang untuk mengadakan diskusi kecil di halaman depan Gedung Rektorat. Rektor sendiri yang selalu bertindak sebagai host handal dalam talkshow tersebut. Jangan khawatir, penataan kursi bagi narasumber hingga penonton tetap memperhatikan aturan physical distancing dari pemerintah. Hal ketiga ini agaknya menjadi hal yang tidak ingin ditunda oleh UIN Malang. Di awal tahun, rektor UIN Malang menyatakan dengan tegas bahwa 2020, kampus harus memiliki setidaknya lima guru besar. Kegiatan klinik penulisan sudah dilakukan jauh-jauh hari. Namun, tahap-tahap akhir justru terhambat karena lockdown. Tak ingin mematahkan semangat para calon guru besar, pihak kampus pun melakukan tahap akhir sebagai syarat keprofesoran secara daring. Audiensi melalui teleconference antara pihak Ristek-Dikti dengan calon profesor pun dilakukan dengan lancar. Sehingga, kabar baik akan didengar di tengah masa suram lockdown ini. Semoga apapun usaha para pimpinan dapat berimbas positif bagi kemajuan kampus. Dengan dukungan moral seluruh sivitas akademik, masa lockdown tidak akan ‘mematikan’ UIN Malang seutuhnya. (nd)
GEMA-Meski banyak kegiatan yang menjadi terhambat selama masa lockdown, UIN Malang tetap melanjutkan program percepatan guru besar 2020. Melalui teleconference, dua calon profesor UIN Malang melalui tahap akhir untuk dikukuhkan. Tahap tersebut ialah audiensi dengan pihak Ristek-Dikti. Kedua calon profesor, yakni Dr. A. Sani Supriyanto, M.Si dan Dr. Salim al Idrus, MM melakukan teleconference didampingi pimpinan UIN Malang di Ruang Rektor, Senin (30/3).
Dalam audiensi tersebut, kedua calon profesor mampu menjawab dengan baik seluruh pertanyaan yang diajukan penguji dari Ristek-Dikti. Rektor UIN Malang Prof. Dr. Abdul Haris, M.Ag. mengungkapkan kegiatan audiensi secara daring tersebut berjalan sukses. “Tidak ada kendala apapun dalam audiensi ini. Kedua calon akan dikukuhkan menjadi profesor segera,” tuturnya. Program Percepatan Guru Besar yang menjadi fokus UIN Malang di tahun 2020 ini merupakan langkah yang sangat tepat. Pasalnya, kampus di Jalan Gajayana Kota Malang ini masih memiliki jumlah profesor yang minim. Dengan adanya tambahan profesor, maka SDM yang dimiliki kampus akan semakin kuat. “Mudah-mudahan kedua calon profesor kita semakin bermanfaat keilmuannya untuk lingkungan kampus sendiri, juga bagi masyarakat,” harap Prof. Haris. (kh/nd)
GEMA-Setelah membahas Covid-19 (Corona Virus Disease) dengan pakar Ilmu Kedokteran dan Sains di talkshow sebelumnya, kali ini Rektor UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Prof. Dr. Abdul Haris, M.Ag. mengundang pakar di Bidang Keislaman, Kamis (2/4). Dr. Badruddin, salah satu pemateri menyatakan Covid-19 tetap harus disikapi dengan baik. Ia beralasan bahwa segala sesuatu di alam yang merupakan ciptaan Allah adalah baik. “Entah hal tersebut dipandang manusia sebagai kebaikan atau musibah,” imbuhnya. Ia mengaitkan ini dengan Rukun Iman yang keenam. “Artinya, apapun takdir yang diberikan Allah, suka atau tidak, semua adalah demi kebaikan,” tutur Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Syariah itu. Ia melanjutkan, Allah menakdirkan baik buruk untuk hambanya dengan tetap memperhatikan human scale (skala manusia). “Sehingga Allah tahu, meski itu musibah, Dia tahu manusia masih mampu mengatasinya,” jelas dosen berkacamata tersebut. Sehingga, Muslim harus senantiasa meneguhkan iman agar apapun cobaannya, akan dapat dilalui dengan baik. Tema talkshow rutin ini ialah “Perspektif Sufisme Menghadapi Covid-19”. Selain Dr. Badruddin, ada juga beberapa pemateri lain, yakni Dr. Ahmad Muzakky dan Dr. Halimi Zuhdi (Fakultas Humaniora). Tak ketinggalan juga dosen dari Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan dr. Dharsim. (ptt/nd)
GEMA-Selama masa lockdown dari pemerintah pusat, Rektor UIN Malang Prof. Dr. Abdul Haris membuat beberapa acara dadakan dengan jumlah partisipan terbatas. Salah satunya ialah Talkshow Interaktif yang dilakukan di halaman depan Gedung Rektorat. Talkshow dilakukan tanpa atap karena dilakukan sambil berjemur menyerap Vitamin E dari sinar matahari. Rektor bertindak langsung sebagai pembawa acara sedangkan narasumber ialah dosen-dosen UIN Malang. Dalam talkshow episode ketiga, Senin (30/3), narasumber yang dihadirkan ialah dr. Abdul Malik (Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan), Dr. Sri Harini (Fakultas Sains dan Teknologi), Dr. Siti Mahmudah (Fakultas Psikologi), dan Dr. Isroqunnajah (Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan). Topik utama masih sekitar Covid-19 (Corona Virus Disease) dan pencegahannya. Dalam pemaparannya, dr. Malik menjelaskan kampanye sosialisasi pencegahan Covid-19 yang sudah disebarkan di media sosial dan juga dalam bentuk poster. Kampanye tersebut ialah mencegah Corona dengan ‘BISMILLAH’. “Tapi bukan berarti hanya dengan ucapan basmalah lantas virus tersebut musnah,” imbuhnya. Ia melanjutkan, BISMILLAH ialah akronim yang memuat tindakan pencegahan. Tak hanya pencegahan yang disarankan pemerintah, tapi juga yang sesuai dengan syariat Islam. Berikut adalah penjelasan dari kampanye yang disampaikan dr. Malik. B : Berdiam diri di rumah I : Istighfar kepada Allah atas segala dosa dan kesalahan S : Social distancing (pencegahan utama) M : Mencuci tangan dengan rutin dan sempurna I : Ikuti maklumat dari pemerintah L : Laporkan kepada satgas jika demam/panas di atas 38 derajat L : Laporkan kepada satgas jika batuk mendera A : Apalagi dari kota yang positif terjangkit Corona H : Hanya kepada Allah kita berserah diri.
Malik menekankan pada huruf H di akhir BISMILLAH. Menurutnya, segalanya yang ada di dunia ini datangnya dari Allah swt, termasuk wabah pandemi Covid-19. Maka, sebagai hamba yang taat, sudah sepatutnya umat manusia berserah diri. “Semoga wabah ini segera diambil kembali oleh Allah dan kita semua senantiasa dalam Ridho dan perlindungan-Nya,”doanya. (ptt/nd)
GEMA-Walau kampus dalam masa lockdown, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang ingin agar tetap ada kegiatan yang mendidik di masa tersebut. Salah satu kegiatan yang digagas ialah talkshow rutin dengan mendatangkan berbagai narasumber. Yang unik, acara ini dilakukan di luar ruangan, yakni di halaman depan Gedung Rektorat, tanpa atap. Seperti yang terlihat pada Jumat (27/3), beberapa kursi ditata sedemikian hingga dengan tidak melanggar aturan yang ditetapkan pemerintah. Yakni jarak antar kursi minimal 1 meter. Kali itu, narasumber yang didatangkan ialah Prof. Dr. dr. Yuyun Yueniwati PW., M.Kes. Sp.Rad(K) (Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang), dr. Christiaji Indradmojo (Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Malang), Dr. Ilfi Nurdiana, M.Si. (Wakil Rektor Bidang AUPK UIN Malang, dan Prof. Dr. Suhartono, M.Kom. (Fakultas Saintek UIN Malang). Acara tersebut dimoderatori langsung oleh Rektor UIN Malang Prof. Dr. Abdul Haris, M.Ag.
Namun, ia berpesan agar para akademisi termasuk sivitas akademik UIN Malang dapat membantu pemerintah dalam mengedukasi masyarakat. Caranya dengan membagi informasi yang valid tanpa menakut-nakuti. “Karena tipe masyarakat kita itu cepat panik. Maka, peran kita di sini sebagai role model,” tutur dokter yang juga bertugas di Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang ini. Karenanya, akan sangat berguna jika menjalankan saran dari pakar kesehatan. Beberapa di antaranya ialah social distancing dengan membatasi pertemuan dengan orang lain apalagi berada di kerumunan. Manfaatkan masa lockdown dari pemerintah dengan maksimal. Selanjutnya, menjaga kebersihan diri dan keluarga dengan cara rajin mencuci tangan dengan sabun. Menggunakan masker terutama bagi yang sedang batuk dan pilek juga perlu dilakukan. (ptt/nd)
GEMA-Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim malang terus meningkatkan pengawasan dan pencegahan atas mewabahnya Covid-19 (Corona Virus Disease). Menyikapi langkanya produk hand sanitizer di pasaran, Fakultas Sains dan Teknologi UIN Malang akhirnya memproduksi produk tersebut sekitar 4000 botol untuk mahasantri yang masih tinggal di ma’had. Sosialisasi dan pembagian hand sanitizer dilakukan di dua tempat yakni di Aula Halaqoh Mahad lt. 1 bagi mahasantri putra dan di Masjid Ulul Albab bagi mahasantri putri, Selasa (17/3). Wakil Rektor Bidang AUPK Dr. Ilfi Nurdiana, M.Si. turun langsung untuk membagikan hand sanitizer gratis tersebut. Ia menyampaikan bahwa produksi massal ini wujud kepedulian UIN Malang terhadap mahasiswa. “Pembagian hand sanitizer kepada mahasiswa ini semoga dapat membantu untuk pencegahan virus dan bentuk service excellent university,” ujarnya. Sementara itu, Dekan Fakultas Sains dan Teknologi UIN Malang Dr. Sri Harini, M.Si memberikan arahan kepada seluruh mahsantri untuk menggunakan hand sanitizer ini dengan tepat. “Kami produksi massal demi mahasantri Pusat Mahad al Jamiah UIN Malang yang akan pulang ke kampung halamannya,“ tuturnya. (kh/nd)
GEMA-Tak ingin berdiam diri saja selama masa lockdown, UIN Malang mengenalkan inovasi terbaru untuk membantu pemerintah memutus rantai Covid-19 (Corona Virus Disease). Salah satunya ialah pembuatan Room Screening yang dinamai KAVi (Kabut Anti Virus). Ini adalah alat berupa ruangan kecil cukup untuk dimasuki satu orang yang digunakan untuk sterilisasi secara menyeluruh dari kepala hingga kaki. Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Dr. Isroqunnajah menjelaskan penamaan KAVi diambil dari isim fa'il kata 'kaafii' yakni 'kaafi'. Secara denotatif, kata itu berarti mencukupi atau memenuhi. KAVi juga diambil dari akar kata 'kaffa' yang berarti sesuatu yang menolak. "Sehingga jika dimaknai, KAVi ini berarti sesuatu yang cukup untuk menolak virus," jelas Gus Is, sapaan akrabnya. Penamaan ini sekaligus sebagai doa juga ikhtiar yang dilakukan UIN Malang untuk memutus penyebaran Covid-19. Rektor UIN Malang Prof. Dr. Abdul Haris, M.Ag. menuturkan bilik KAVi ini sangat menghemat penggunaan cairan sanitizer. "Untuk sekali penyemprotan di seluruh tubuh, tidak butuh banyak cairan namun sangat merata," ujarnya. Pasalnya, KAVi tidak dalam bentuk spray melainkan uap yang berpartikel sangat kecil. Alat ini pun sangat efektif, mudah, dan yang pasti murah. Wakil Rektor Bidang AUPK Dr. Ilfi Nurdiana menjelaskan pembuatannya. KAVi membutuhkan bilik kecil, humidifizer yang telah dimodifikasi untuk merubah air menjadi kabut, selang penghubung humidifizer ke bilik, dan cairan sanitizer berkadar alkohol 70% sebanyak 1 liter. Cara kerja KAVi sangat mudah. Selama selang penghubung dipasang dengan baik, maka humidifizer bisa dinyalakan. Dengan begitu, kabut dari sanitizer akan masuk dan memenuhi bilik. "Satu liter cairan sanitizer bisa digunakan selama 5 hingga 7 jam," jelasnya. (nd)